Kamis, 31 Maret 2011

Di Belakang Setiap Pria Hebat Selalu Ada Wanita Hebat


Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antar negara bagian. Ketika menyadari bahwa bensin mobilnya nyaris habis, Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin saja. Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kakinya.

Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, “Asyik sekali mengobrol denganmu.”
Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya “apakah kamu kenal lelaki itu?. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.

MENJAGA PANDANGAN DARI HAL-HAL YANG HARAM


Salah satu Fenomena pelanggaran syariat  yang terjadi pada hari ini adalah keseriusan kaum muslimin dalam menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan. Bagaimana tidak, justru yang terjadi pada masyarakat kita saat ini orang-orang tanpa merasa bersalah ketika berkumpul berbaur antara pria dan wanita tanpa ada pembatas dan tanpa adanya kebutuhan (hajah) yang mengharuskannya. Belum lagi fenomena dikalangan para kaum hawa yang lalai dari menjaga auratnya, tanpa rasa risih sedikitpun masih banyak diantara mereka yang menyengaja mengenakan pakaian yang tidak layak mereka pakai, dalam artian pakaian yang tidak dapat menutupi aurat mereka. Inilah fitnah besar yang kita dapati pada hari ini, hal ini sebagaimana yang  disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang diriwayatkan oleh al Bukhori dan Muslim dari sahabat Usamah bin Zaid :

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجّالِ مِنَ النِسَاءِ

“Sepeninggalku, tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah yang lebih berbahaya atas kaum lelaki kecuali wanita”
Begitu juga dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Sa’id Al-Khudri  bahwa  Nabi  Muhammad shalallahu  ‘alaihi  wasalam  bersabda :
“Sesungguhnya  dunia  ini  sangat  manis  dan  hijau,  dan  sesungguhnya  Allah menjadikan  kalian  sebagai  pemimpin  di  dalamnya,  maka  takutlah  kepada dunia  ini,  dan  takutlah  kepada  wanita  sebab  fitnah  pertama  yang  terjadi pada kaum Bani Isra’il adalah fitnah wanita”.

KEUTAMAAN MENYEBARKAN SALAM


حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ أَنْبَأَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا بِمِثْلِ حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dan Waki' dari al-A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukan kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi. Sebarkanlah salam di antara kalian."

Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah memberitakan kepada kami Jarir dari al-A'masy dengan sanad ini. Dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, " sebagaimana hadits Abu Mu'awiyah dan Waki'."
[H.R. Muslim]

KEUTAMAAN MENGUNJUNGI SAUDARA MUSLIM


حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ الْحَكَمِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ عَلِيٍّ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَتَى أَخَاهُ الْمُسْلِمَ عَائِدًا مَشَى فِي خَرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah berkata, telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Al Hakam dari 'Abdurrahman bin Abu Laila dari Ali ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga pagi hari. "
[H.R. Ibnu Majah]

DILEMA AKTIVIS DAKWAH REMAJA


Ikhwatiy fillah yang dirahmati oleh Allah….
Kaifal hal nih?, moga ja selalu berada dalam hidayah, rahmah serta ma’unah Allah ta’ala ya, karena keadaan terbaik seorang hamba di dunia ini adalah ketika ia masih berada dalam hidayah islam dan iman, tak dapat dipungkiri karena sebenarnya hanya dengan keduanya lah (tentunya atas kehendak Allah ta’ala) seseorang dapat merasakan kebahagiaannya di alam dunia dan akhirat. Maka sepatutnya kita syukuri nikmat yang agung ini.
Ikhwatiy, sobat muslim…..
Kalo baca judul postingan kami kali ini, wah kayaknya kita banget ya…?, kita sebagai remaja muslim yang aktif dalam belajar ilmu addin (agama) dan bidang dakwah. Terutama buat para ikhwah yang dakwahnya dikalangan temen sesama remaja ni, entah itu halaqoh ROHIS kampus, remaja masjid, forum kajian remaja dalam ormas islam atau halaqoh lainnya yang tentunya dalam setiap pertemuan selalu berinteraksi dengan temen yang sepantar (seumuran), termasuk temen lawan jenis maksud kami, ^_^. Karena memang realistis dan fenomenal  sekali apa yang kita dapati dalam dunia dakwah seperti itu, saat ini masih sulit (kalo dikalangan umum) untuk membuat halaqoh yang khusus, ikhwan dengan halaqoh mereka sendiri dan akhwat dengan halaqoh mereka sendiri. Dipandang dari sedikitnya kuantitas mereka, baik murobbi/murobbiyahnya ataupun mad’unya (peserta).  Maka tak ayal kalo terjadi dilema diantara ikhwan dan akhwat tersebut (apalagi dilema  dalam urusan asmara..), interaksi pastilah sulit dihindari.
Ikhwatiy, sobat muslim yang berbahagia….
Bukan suatu hal yang tabu memang, bahkan merupakan fithrah manusia sendiri apabila didalam hati seseorng timbul rasa simpati atau ketertarikan dan kekaguman terhadap yang lainnya, termasuk rasa simpati terhadap lawan jenis. Yah, seperti rasa simpati seorang ikhwan terhadap keuletan dan kedisiplinan seorang akhwat temen majlisnya. Karena sudah disinyalir oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwa fitnah terbesar yang akan menimpa kaum adam adalah fitnah kaum hawa (perempuan)   
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ
"Tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah setelahku yang lebih dahsyat bagi kaum laki-laki melebihi fitnah wanita." [H.R Al Bukhori dan Ahmad]
Juga dalam hadits yang lain, kita diperintahkan untuk berhati-hati dengan fitnah ini.
"Sesungguhnya dunia itu hijau dan manis, dan sesungguhnya Allah 'azza wajalla menjadikan kalian sebagai khalifah di dalamnya, agar Dia bisa melihat apa yang kalian lakukan, maka takutlah kalian akan fitnah dunia dan fitnah wanita, karena fitnah pertama kali yang menimpa bani Israil adalah fitnah wanita." [H.R Ahmad]
Maka ikhwatiy, sobat muslim…..
Sesulit apapun hal tersebut, kita sebagai aktivis dakwah yang mengetahui sayri’at islam, kita harus tetap  berusaha menghindarinya, karena ini memang termasuk tantangan dalam dakwah. Nggak salah memang kalo kita berdakwah kepada lawan jenis, tapi harus bisa membentengi diri dari dampak dan fitnah yang akan timbul karenanya. Kalo kata temen, biasanya contoh yang sering melanda para remaja muslim yang semangat dalam dakwahnya adalah ketika dakwah lewat sms (hari gini gitu loh…). Karena sudah berada dalam satu halaqoh dan ada relasi koordinasi dalam organisasinya, tak ayal para ikhwan dan akhwat saling bertukar kontak dengan alasan untuk memudahkan pelaksanaan tanggung jawab yang mereka pegang dalam organisasi. Awalnya sih memang dimanfaatkan buwat kepentingan majlis ta’lim mereka, namun lama-lama timbul komunikasi yang lebih intens, si ikhwan sering-sering kirim sms nasehat (kalo yang ini sih masih ma’lum ya) tapi lama-lama keluar deh sms-sms gombalnya (kalo istilahnya sih sms lebay). Wah bahaya nih kalo dah kayak gini, bisa-bisa majlis dakwahnya jadi ajang ketemuan antar lawan jenis yang sedang kasmaran, hehehe,,,,,.  Jangan sampe terjadi deh pokoknya hal semacam ini. (na’udzu billahi min dzalik).
Ikhwatiy, sobat muslim yang dirahmati Allah……
Oleh karena dilema-dilema seperti diataslah kami ingin berbagi tips atau kiat kepada para ikhwan dan akhwat agar tidak terjerumus lebih jauh kedalam paradigma dakwah dikalangan kita kaum remaja. Terutama saat rasa kagum yang berlebihan (rasa cinta) tadi melanda kita. 
Ikhwan dan akhwat, kita semua tentunya tau bahwa syari’at Islam melarang pacaran, nggak ada istilah itu dalam dunia remaja muslim, namun bagaimana dengan para ikhwah yang kadung deket dengan temen lawan jenisnya dan seolah-olah menganggap hubungannya sekedar hubungan biasa lantas berpikir “tak mengapalah, toh ana nggak ada rasa suka sama dia”, ya memeang pertama nggak ada rasa suka, namun ternyata syetan lebih pintar dari manusia, dari kedekatannya tersebut maka timbullah fitnah, apakah fitnah tersebut ayyuhal ikhwah?, diantara fitnah tersebut adalah rasa rindu,ingin tahu keadaannya, ter bayang-bayang wajahnya dan terngiang-ngiang suaranya, Na’udzu billah. Nah,  Agar nggak terjerumus kedalam fitnah tersebut, maka kami sarankan buat para ikhwah  untuk mencoba kiat kiat berikut :
1. Bagi para ikhwah yang memang sudah siap untuk menikah, khususnya para ikhwan ni, nggak usah ditunda-tunda lagi kalo memang keadaannya sudah memungkinkan. Segera hubungi ustadz untuk membantu proses khitbah antum. Bagi para akhwat, nggak ada salahnya untuk meminta kepada orang tua atau kerabatnya untuk mencarikan ikhwan yang sholih yang dah siap datang mengkhitbah. Karena hal yang demikian ini lebih selamat bagi para remaja yang sudah tidak bisa lagi membentengi diri dari berhubungan lawan jenis di luar nikah, daripada sampai terjerumus dalam perzinaan kan?, sekali lagi na’udzu billah deh pokoknya. 
Kaitannya dengan hal ini Nabi saw telah bersabda :


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah memperoleh kemampuan (menghidupi rumah tangga), maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya, perhikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan menjaga kemaluan. Dan, barangsiapa belum mampu melaksanakannya, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan meredakan gejolak hasrat seksual." [Riwayat Muslim]. Dan dalam lafadz riwayat imam Tirmidzi :


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ عَلَيْكُمْ بِالْبَاءَةِ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai para pemuda, menikahlah! Karena (nikah) itu lebih bisa menjaga pandangan dan kemaluan kalian. Barangsiapa yang belum mampu, mala hendaklah ia  berpuasa. Sebab, puasa itu adalah perisai."
Ikhwah muslim…..
Yang perlu diperhatikan dari kutipan hadits diatas adalah kata “الْبَاءَةَ”, secara bahasa kata الْبَاءَةَ berarti “jima’/ hubungan suami istri” (maaf, jangan sampai ada yang berpikiran yang berlebih lho).  Namun dalam pengertian secara bahasa para ulama’ memiliki dua pendapat. Pendapat yang pertama, pengertian الْبَاءَةَ sebagaiman pegertiannya secara bahasa, meskipun pengertiannya adalah “hubungan suami istri” namun ulama’ mengatakan harus tetap memiliki kemampuan dalam memberi nafkah kepada istri setelah menikah .
Pendapat yang kedua : maksud dari الْبَاءَةَ adalah kemampuan untuk menafkahi istri dan keluarga selepas menikah nantinya.
Para ikhwah,dari dua pendapat yang berbeda yang disampaikan oleh para ulama’ ini dapat ditemukan dalam satu titik pemahaman, yaitu yang dimaksud dengan الْبَاءَةَ disini adalah kemampuan untuk menafkahi keluarga secara lahir dan batin, baik jima’ ataupun kemampuan dalam member nafkah yang berupa sandang, papan dan pangan.
Jadi buat para ikhwah jangan sampai salah paham dalam menyimpulkan makna الْبَاءَةَ ya…?.
Lantas bagaimana dengan yang belum mampu الْبَاءَةَ ?, masih berkaitan dengan hadits diatas yaitu hendaklah membiasakan dengan berpuasa sunnah, karena dengan puasa sel-sel darah menjadi menyempit sehingga bisa membantu dalam mengekang hawa nafsu. Nggak berat kux insya Allah……
2. Nah kiat yang berikutnya para ikhwah, adalah berusaha untuk ikhlas semata karena Allah dalam beribadah. Hindari rasa riya’, semangat ibadah karena pujian dan perhatian manusia, terutama dengan tujuan pengen dianggap wah oleh si pujaan hati ni, wah bahaya tuh. Segera introspeksi dan ikhlaskan niat dalam ibadah semata kepada Allah ta’ala. Karena apabila seseorang sudah bisa bener-bener ikhlas dalam beribadah maka timbullah rasa cintanya kepada Allah yang mampu mengalahkan segala cinta dan kerinduan kepada selainNya. Syaikhul Islam pun pernah mengatakan “sungguh apabila hati telah merasaakan manisnya ibadah kepada Allah dan telah ikhlas hanya kepadaNya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis dari manisnya ibadah kepada Allah ta’ala”.
Maka ayyuhal ikhwah, apabila seseorang sudah merasakan keindahan dan kenikmatan cinta kepada Allah dengan beribadah kepadaNya, maka ia tidak akan ingin beralih kepada cinta yang lain, karena puncak kecintaan yang tertinggi adalah cinta kepada Allah ta’ala.
3. Hal yang tidak boleh ditinggalkan oleh para ikhwan apabila dilanda rasa kagum yang berlebih, interaksi dan kerinduan terhadap lawan jenis sedangkan antum belum mampu untuk menikah adalah jangan sampai lupa berdo’a memohon kepada Allah ta’ala agar terlepas dan dijauhkan dari fitnah-fitnah tersebut. Tentunya do’a yang sungguh-sungguh lah ya….?, maksudnya adalah doa yang dibarengi dengan usaha kita untuk menjauhkan diri dari sebab-sebab yang menimbulkan fitnah tersebut. Karena ingatlah para ikhwah, bahwa setiap do’a itu bermanfaat, meskipun tidak Allah kabulkan secara langsung. Karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam riwayat imam Ahmad :
"Tidaklah seorang muslim yang berdo’a dengan do’a yang tidak untuk keburukan dan tidak untuk memutus tali kekeluargaan, kecuali Allah akan memberinya tiga kemungkinan; do’anya akan segera dibalas, akan ditunda sampai di akhirat, atau ia akan dijauhkan dari keburukan yang semisal. "
Maka bersabarlah antum dalam berdoa, karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan do’a seorang hamba yang ikhlas memohon kepadaNya.
4. Yang nggak kalah pentingnya ni ayyuhal ikhwah, yaitu dengan cara menundukkan pandangan yang kita kenal dengan istilah “Ghodhul bashar”. Apa sih menundukkan pandangan itu?, apakah dengan cara kita selalu menunduk di setiap tempat? Selalu menunduk ketika berjalan? Repot dong ya kalo begitu? (ngaco nih…). Tapi bukan menundukkan pandangan seperti ini yang dimaksud. Terus yang bagaimana?
Menundukkan pandangan yang dimaksud disini adalah menundukkan atau memalingkan pandangan dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah ta’ala. Terkhusus lagi yang masuk kedalam pembahasan kita kali ini adalah menundukkan pandangan dari hal-hal yang mampu membangkitkan syahwat. Menurut Ibnu Taimiyah, “menundukkan pandangan dapat dilakukan dengan tidak melihat aurat baik lawan jenis atau  yang sejenis (laki-laki memandang aurat perempuan atau laki-laki memandang aurat sesama laki-laki dan sebaliknya) atau dengan tidak memandang wanita yang bukan mahram baginya.”
Maka dengan menahan pandangan ini, seseorang mampu meredam gejolak syahwat yang berkobar dalam hatinya (tuh, dah kayak api aja ya….?). Pandangan pertama yang tidak sengaja itu tidak mengapa, namun apabila pandangan tersebut berulang-ulang (diulangi dengan sengaja) maka itulah yang menjadi penyebab maksiat dan dosa. Sebagaimana yang tersebut dalam hadits dari Jarir bin Abdullah ia berkata; Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang memandang wanita secara tidak sengaja, maka beliau pun menyuruhku seraya bersabda: "Palingkanlah pandanganmu."
Begitu juga pada saat Rasulullah bersabda kepada sahabat Ali radhiyallahu ‘anhu,


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَلِيٍّ يَا عَلِيُّ لَا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ali: "Wahai Ali, janganlah engkau ikutkan pandangan pertama dengan pandangan yang lain (berikutnya), sesungguhnya bagimu pandangan yang pertama tidak pandangan yang lainnya (berikutnya)."
Karena pandangan yang berturut-turut, terutama apabila pandangan itu kepada lawan jenis maka akan menimbulkan perasaan ketertarikan yang selanjutnya akan membuahkan rasa rindu dalam hati. Al ‘iyadzu billah…..
Dari mana datangnya lintah? ?????, hehe, para ikhwah dah lebih faham lah kayaknya.
5. Menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat baik bagi dunia maupun akhiratnya. Karena apabila seseorang lebih banyak memiliki waktu luang yang tidak  dimanfaatkan dengan hal-hal yang baik, maka akan semakin banyak juga kesempatannya untuk memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan membayangkan hal-hal yang diharamkan. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh seorang sufi kepada imam Syafi’I “apabila kamu tidak menyibukkan dirimu dengan hal-hal yang baik, maka dirimu akan disibukkan dengan hal-hal yang kurang baik (buruk).”
Dengan banyaknya aktivitas masing-masing ikhwan atau akhwat dalam hal – hal yang bernilai positif, maka ini akan membantu mereka dalam menghilangkan pikiran dan lamunan mereka terhadap lawan jenis yang mereka kagumi tadi. Contohnya ni ikhwah, sebagai remaja yang aktif dalam bidang dakwah kita bisa menyibukkan diri kita dengan mengkaji kitab-kitab baik yang turots atau yang kontemporer yang layak kita kaji, berdiskusi atau bisa juga dengan menulis ilmu yang kita pahami dan kemudian kita publikasikan melalui blog,, (hehe bukannya narsis ni….). atau bahkan facebookan yang sebagian orang menggunakannya dalam hal yang makruh (minimal) pun dapat kita fungsikan dalam hal-hal yang bermanfaat, seperti dengan mengupdate status dengan hadits nabi dan nasehat para ulama’, memanfaatkan sarana chating sebagai media diskusi dan berbagi ilmu agama dan sebagainya. Kerren kan…..? , jadi nggak sia-sia waktu kita.^_^.
6. Menghindari nyanyian-nyanyian dan sinetron-sinetron yang romantis (percintaan), yang bisa menjadi faktor munculnya pikiran kotor dan mengangan-angan hal yang diharamkan. Apalagi jenis nyanyian dan sinetron hari ini yang paling nggak 92% diantaranya bertema percintaan dan kesyirikan. Be carefull deh pokoknya bwat ikhwah semua……
Ibnu mas'ud pernah berkata bahwa nyanyian itu dapat menumbuhkan sifat kemunafikan dalam hati sebagaimana air yang dapat menumbuhkan tanaman-tanaman. 
Fudhail bin Iyyadl juga berkata nyanyian itu adalah mantera-mantera zina.
7. Yang terakhir ni ikhwah, yang nggak boleh ditinggalkan tentunya ^.^,( bikin penasaran aja ya?), tak dapat dipungkiri nih kalo seorang ikhwan falling in love pada seorang akhwat temen majlisnya karena melihat sisi-sisi positif yang ada pada diri sang akhwat atau sebaliknya vagi sang akhwat. Nah, makanya nih ikhwah, nggak adil kalo cara menilainya seperti itu. Sama temen yang lain aja diakui kekurangan  dan kelebihannya, tapi mengapa kalo sama si akhwat yang jamilah hanya diakui sifat baiknya saja, padahal sebenernya si akhwat tadi juga punya sifat negatif. Makanya nih kiat yang kami maksud, lihat juga sisi negatif yang dimiliki sang akhwat yang dah terlanjur jadi pujaan hati antum.  Yah…, yang namanya manusia kan nggak ada yang sempurna kecuali Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Ikhwah fillah, setidaknya kiat-kiat diatas dapat kita coba bwat ngurangin rasa kekaguman dan kerinduan sama lawan jenis (bagi temen yang sudah terjangkit Virus si merah jambu) juga dapat menjaga diri kita dari terjerumus kedalam dosa besar yaitu zina. Sekian dulu ya para khwah, moga bermanfaat dan nggak bosen baca artikel-artikel kami. O ya…, saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu di kolom komentar dibawah ya…., dan yang paling penting semoga kita selalu diberi kemampuan untuk komitmen dalam melaksanakan amanah dakwah ini serta diberi kemudahan dalam menuntut ilmu din sebanyak-banyaknya. Amiin….
Jazakumullahu khoiron katsiron. 
Salam ukhuwah.

SIKAP LAPANG DADA SALMAN AL FARISI


Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.
Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

WASPADAI SIKAP GHULUW (OVER)



Sebagai umat islam terutama kaum remaja yang selalu berkewajiban melaksanakan segala perintahNya baik yang berupa ibadah ataupun yang berupa muamalah, tak jarang kita merasakan naik turun semangat. Naik turunnya semangat tersebut dipengaruhi oleh keimanan dalam hati yang sering berbolak-balik. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam :
إِنَّمَا سُمِّيَ الْقَلْبُ مِنْ تَقَلُّبِهِ إِنَّمَا مَثَلُ الْقَلْبِ كَمَثَلِ رِيشَةٍ مُعَلَّقَةٍ فِي أَصْلِ شَجَرَةٍ يُقَلِّبُهَا الرِّيحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ
"Hati dinamakan Qalbu karena mudah terombang-ambing (terbolak-balik). Sesungguhnya perumpamaan hati, hanyalah seperti sehelai rambut di atas sebatang pohon yang diombang-ambing oleh angin. [H.R. Ahmad]
Juga sabda beliau dalam riwayat imam Muslim dari sahabat Abdullah bin Amr bin ‘Ash                        
إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاء
"Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu wa Ta'ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya."
 Namun sayangnya, yah nggak bisa dipungkiri seluruhnya sih, apalagi yang namanya remaja kadang kalau lagi semangat memang seakan-akan yang lain nggak ada apa-apanya. Saat semangat ikut ta’lim dan pengajian, dimanapun mendengar ada kegiatan yang berbau islami dan ruhani “kemanapun ana ladeni deh pokoknya, meskipun sampai negeri Cina” (subhanallah, semangat pejuang nasionalis pun kalah tuh…), bahkan sampai-sampai ninggalin kewajiban lain yang mestinya lebih ia utamakan. Tapi kalau lagi males, udah deh, semangat yang tadinya membara bagaikan kobaran api seolah-olah langsung padam tanpa asap. Boro-boro ikut ta’lim, baca Qur’an saja ogah-ogahan,”udah pinter ngapain ikut ta’lim, mendingan dirumah nonton TV”. Astaghfirullah, Inilah yang dimaksud dengan ghuluw dalam ibadah.
 Ikhwah fillah…..
Apa sih pengertian ghuluw itu ?
 Kata “Ghuluw” adalah kata dari bahasa Arab yang berasal dari kata “ghalaa-yaghluw” yang berarti melampaui batas. Martabat atau kedudukan yang melampaui hak disebut “ghalwun”. Sedangkan ghuluw dalam islam adalah melampaui apa yang telah ditetapkan oleh syari’at baik berupa keyakinan maupun amalan. Makanya perlu kita muhasabah lagi nih, apakah amalan ibadah kita selama ini sedah sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan dalam syar’i. disinilah pentingnya kita mempelajari sunah Rasulullah dan hukum-hukum ibadah yang telah ditetapkan oleh para ulama’.
 Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin rahimahullah juga menjelaskan bahwa ghuluw didalam ibadah artinya terlalu bersikap keras. Padahal dengan memandang adanya sedikit saja kekurangan dalam ibadah (yang telah tsabit/ ditetapkan) telah divonis sebagai bentuk kekufuran serta keluar dari ajaran islam. Sebagaiman halnya ghuluw yang dilakukan oleh kelompok khowarij yang berpendapat bahwa seseorang yang telah melakukan salah satu dari dosa-dosa besar berarti ia telah kufur (keluar dari millah), golongan ini juga membolehkan untuk memberontak kepada pemerintah muslim yang adil. Sebagaimana juga kelompok Mu’tazilah berpendapat bahwa seseorang yang melakukan dosa besar ia berada diantara dua keadaan, antara kekufuran dan keimanan.
Sobat muslim semua…..,
  Sikap ghuluw menurut Ar Rabi’ ada dua bentuk  :
 Pertama : Orang yang ghuluw dalam agama sehingga timbul keraguan dan kebencian terhadap agama dengan (menganggap bahwa syariat islam belum sempurna-ed).
 Kedua  : Orang yang kurang pengamalan dalam melaksanakan syari’at, sehingga mereka mendurhakai perintah Robb mereka. (Jami’ul Bayyan 4/373).
Sobat muslim yang bahagia…. ;-)
 Jenis golongan yang pertama tadi, adalah golongan yang sudah keblinger dalam beramal, bersikap ekstrim dan (maaf) sok pinter lah kalo bahasa kasarnya. Sedangkan golongan yang kedua adalah golongan yang meremehkan dan menganggap dirinya tidak butuh kepada Allah ta’ala. Padahal Allah mewajibkan hambaNya untuk beribadah kepadaNya itu bukan karena Allah butuh kepada ibadah tersebut, Allah kan maha kaya ya?. Bahkan justru manusia lah yang tidak memiliki daya dan kekuatan kecuali atas kehendakNya.
Hal-hal yang menyebabkan GHULUW
sobat muslim, ghuluw bukanlah sifat atau tabi’at buruk yang bisa muncul begitu saja pada diri seseorang. Penyakit ghuluw ini dapat menjangkit pada diri seseorang karena ada sebab-sebab lain, diantara sebab-sebab yang harus diwaspadai oleh kita semua adalah :
1. (Jahil) bodoh dari ilmu agama yang benar.
Jangankan hari ini, pada masa yang ulama’nya berada dimana-mana saja sudah banyak fitnah dan kebohongan yang mengatas namakan agama dan sunah rosul. Apalagi hari ini, ilmu agama seolah-olah sudah dianggap sebagai hal yang kuno (bahkan orang-orang yang berpegang dan beramal dengan ilmu yang benar justru dianggap sebagai extrimis, fundamentalis, teroris dan tuduhan-tuduhan miring yang lainnya, ya kan?). adapun orang yang sedikit perhatian dengan amalan ibadahnya, mereka hanya berdalil dengan apa yang telah dilakukan oleh generasi sebelum mereka dengan sikap masa bodoh apakah itu sesuai dengan syari’at atau tidak tanpa mempedulikan dalil-dalil shohihnya. Akhirnya orang-orang yang seperti ini tidak mengerti dan tidak memahami batas-batas syari’at yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al Qur’an dan rasulNya dalam as sunah serta oleh para ulama’ dalam ijtihad mereka, sehingga memahami nash-nash yang mereka ketahui dengan pemahaman akal mereka sendiri.
Contohnya ni, dalam masalah rukhsoh. Banyak orang yang memberatkan diri dalam beribadah ketika dalam keadaan sulit, padahal agama islam bukanlah agama yang mempersulit umatnya sedikitpun. Kemudian dalam masalah halal dan haram, banyak diantara manusia yang mengharamkan yang telah dihalalkan Allah dan menghalalkan yang diharamkan Allah disebabkan karena kesombongan dan kebodohan mereka terhadap dalil-dalil yang shohih.
2. Cenderung mengikuti hawa nafsu dan syahwat.
Termasuk didalamnya adalah mengikuti bisikan setan padahal telah jelas disebutkan dalam al Qur’an bahwa setan adalah musuh nyata bagi manusia dan penyesat  manusia. Padahal ni ikhwan, sebenere manusia itu diciptakan dalam keadaan jauh lebih sempurna dari setan dan iblis, tapi mengapa kita sering dikalahkan dengan bisikan dan rayuannya? Mestinya kita kan malu ya?.
Fenomena yang banyak kita dapati hari ini, kebanyakan manusia menuhankan hawa nafsunya dari pada mengikuti petunjuk dari ilmu yang mereka dapat. Diantara bentuk sikap-sikap yang mengindikasikan bahwa seseorang mengikuti hawa nafsunya ni ikhwah, seperti :
a. Mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat (samar ma’nanya) dan meninggalkan yang muhkamat (jelas ma’nanya)
b. Berpaling dari kebenaran yang nyata dengan mencari-cari alasan demi membenarkan argumentnya.
c. Mencari-cari alasan dan kemudahan pada hal-hal yang samar tanpa bersandar pada dalil syar’i.
d. Mengikuti syahwat dengan mengatas namakan agama.
e. Tidak adil da tidak konsekwen dalam ucapan, perbuatan, ketaatan dan loyalitas.
maka agar terhindar dari sebab yang ketiga ini, perlu kita perhatikan dan renungi firman Allah dalam surat Shad ayat 26
“…..dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”
3. Mengambil dalil dari hadits-hadits dhoif (lemah) dan maudlu’ (palsu)
Ana jadi inget dengan cerita ustadz ana yang pernah didebat seseorang dengan membawakan dalil hadits dho’if, beliau menjelaskan kepada orang tadi bahwa hadits yang jadikan dalil tadi adalah hadits yang statusnya dho’if (lemah periwayatannya). Namun sungguh mengagetkan sekaligus menggelikan, tahu nggak ikhwah orang tadi justru membalas dengan ucapannya “dhoif dhoif kan hadits juga ustadz?” (orang yang ngeyel pikir ana). Ini tidak lebih karena ia ingin membela pendapatnya yang berdasarkan hawa nafsu. Memang si, ada ulama’ hadits yang berpendapat bahwa hadits yang dhoif dapat digunakan dalil dalam fadhoilul a’mal (keutamaan amal) namun itu pun ada syarat-syarat yang mengikat. Meski demikian juga, ada beberapa ulama’ yang mengharamkan berdalil (dalam hukum) dengan hadits dhoif, diantaranya Yahya bin Ma’in, Imam Bukhori, Imam Muslim, Ibnu Hazm dan syeikh Al Albani. Kalo yang dloif aja diharamkan apalagi yang maudlu’?
4. Bertasyabuh dan mengekor pada orang-orang kafir (non muslim)
Bentuk tasyabuh (menyerupai orang-orang kafir dalam hal yang tidak ada nashnya dalam alQur’an dan sunah) dapat kita jumpai dimana-mana pada masa sekarang ini, justru remaja seperti kita inilah yang banyak menjadi korban sekaligus pelakunya. Dapat kita introspeksi sendiri lah bentuk amalan apa aja yang sumber ajarannya mengekor pada tradisi barat dan orang-orang kafir. Tasyabuh terhadapp orang kafir haram hukumnya, disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi : “barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia menjadi bagian dari kaum tersebut”
Dampak dari GHULUW
 Ikhwatiy fillah…,
 Telah kita ketahui bersama bagaiman sikap ghuluw itu (sebagiannya), maka agar kita bisa waspada dan berhati-hati serta menghindarkan diri dari sifat sikap yang tercela ini, perlu kita ketahui diantara dampak-dampak darinya;
1. syirik
Inilah yang paling dikhawatirkan apabila sampai menimpa umat nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam, karena memang untuk memberantas kesyirikan inilah para nabi dan rasul diutus kedunia ini.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" [Q.S. An Nahl : 36]
Juga dalam ayat lain Allah mengkhabarkan bahwa syirik adalah dosa besar
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".[Q.S. Luqman:31]
 Ikhwaty, kesyirikan ini muncul pada zaman sebelum nabi Nuh. Ketika itu manusia bersikap ghuluw dalam menghormati orang-orang sholih yaitu Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr. Ketika orang-orang sholih ini meninggal, para pengikutnya yang bersikap ghuluw tadi mebuat patung yang mirip dengan mereka (Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr) dalam rangka mengenang kesholihan mereka dan sebagi penyemangat mereka dalam beribadah. Setelah generasi pengikut ini meninggal, maka syetan membisiki para keturunan mereka untuk menyembah patung-patung tersebut. Maka pada generasi berikutnya banyak orang yang beribadah dengan menyembah patung-patung buatan mereka sendiri. Na’udzu billah.
2. Futur
 Sikap yang berlebihan dalam beramal (sebenarnya bukan pada perkara ibadah aja sih….) akan mewariskan rasa kebosanan terhadap amalan tersebut, rasa futur (putus asa). Sehingga hal semacam ini sudah disinyalir oleh rasulullah dengan sabdanya :
اكْلَفُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ خَيْرَ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
"Beramallah sesuai dengan kemampuan kalian, karena sesungguhnya sebaik-baik amalan adalah yang paling rutin dikerjakan meskipun sedikit."[H.R. Ahmad & Ibnu Majah]
 Percuma saja kan ikhwah, memberatkan diri dengan amalan yang nggak sesuai dengan kemampuan diri?.padahal sahabat yang memiliki semangat luar biasa dalam ibadah saja ketika itu dilarang oleh rasulullah dari berlebihan dalam ibadah. Sebagaimana ketika Rasulullah memasuki masjid dan mendapati ada tali yang terbentang diantara tiang masjid, maka Rasulullah bertanya “tali apa ini?” sahabat yang ada disitu menjawab “ini adalah talinya Zainab (istri beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam), ia berpegang pada tali tersebut apabila ia terkantuk (lelah) dari sholatnya”, tahu nggak ikhwah apa sikap Rasulullah saat itu?, beliau memeritahkan para sahabatnya untuk melepaskan tali tersebut. Juga dengan tiga sahabat yang datang kepada ummil mukmining ibadah  menanyakan tentang ibadah Rasulullah, setelah diterangkan bagaimana ibadah rasulullah maka masing-masing dari mereka berpikir bahwa ibadah mereka tidak ada apa-apanya kalo dibanding dengan ibadah rasulullah kemudian berniat untuk sholat malam terus dan nggak tidur, puasa terus dan nggak berbuka dan berdzikir terus dan nggak menikah. Akan tetapi rasulullah melarang keghuluwan mereka tersebut, dengan bersabda “aku adalah orang yang paling bertaqwa diantara kalian, akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, sholat dan juga tidur, dan juga menikahi wanita. Maka barang siapa yang membenci sunahku, dia bukan termasuk golonganku.
 Dengan semangat beribadah yang berlebihan yang tidak dicontohkan Rasulullah, seseorang akan merasa terbebani dengan ibadah tersebut hingga akhirnya dia merasa capek dan malas beribadah. Na’udzu billahi min dzalik.
3. Sombong
Ikhwah fillah, selanjutnya orang yang ghuluw dalam beribadah akan terkena rayuan syetan untuk masuk kedalam riya’ (memperlihatkan amal baik) sehingga dengan demikian ia akan memiliki kesombongan dengan amal ibadahnya yang ia anggap lebih baik daripada yang lainnya. Padahal orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah semacam ini hanya membawa kemusnahan bagi dirinya. Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam : “wahai sekalian manusia, janganlah kalian berbuat ghuluw, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian itu musnah disebabkan sikap ghuluw mereka dalam agama” [H.R. Ibnu Majah]
 Juga sabda beliau yang memperingatkan kita dengan ancaman bagi orang yang berlaku sombong.  "Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." [H.R. Muslim]
Renungkan ikhwah, kesombongn yang beratnya biji sawi aja menghalangi kita buat masuk surga, padahal kita bisa membayangkan sendiri lah seberat apakah biji sawi itu (paling juga nggak lebih berat dari biji salak, hehe….)
4. Terjerumus kedalam Bid’ah
Dampak lain yang diakibatkan oleh ghuluw adalah perkara bid’ah, karena orang yang berlaku ghuluw sudah jelas kalo dia melakukan apa yang tidak diajarkan dalam sunah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam baik dengan menambah-nambahi ataupun menguranginya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Nah, sekarang dah jelas kan ikhwah, bahwa islam adalah agama yang moderat, tidaklah sulit dan tidak pula menyulitkan serta tidak ada pula paksaan didalamnya. Allah berfirman
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” [Al Baqarah : 185]
Demikian penjelasan tentang ghuluw yang dapat kami posting kali ini, semoga sedikit ilmu dari Allah yang kami miliki ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sebenarnya dalam posting ini kami ingin menyertakan beberapa contoh perbuatan ghuluw yang dapat kita jadikan ibrah, namun sepertinya terlalu panjang lebar. Mungkin cukup kita bahas kembali pada kolom komentar dibawah. Jazzakumullanu khoiron katsiron.
 Salam ukhuwah….

MENYIKAPI MADZHAB FIQIH


Dewasa ini kaum muslimin mengenal empat madzhab fikih yaitu madzhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali, empat madzhab ini pada hari ini dianut oleh mayoritas kaum muslimin di dunia, empat madzhab ini memiliki kitab-kitab induk yang menjadi rujukan dan pegangan dalam bermadzhab, empat madzhab ini memiliki ulama-ulama yang berkhidmat mendekatkan dan menjelaskan madzhab kepada masyarakat dan empat madzhab ini memiliki pengikut-pengikut dari kalangan kaum muslimin.

 Apa itu madzhab fikih?

Madzhab fikih adalah metode ijtihad dalam masalah-masalah furu’ syari’at Islam yang bertujuan mendekatkan hukum-hukumnya dan membuka jalan kepada hukum tersebut bagi kaum muslimin.

Sabtu, 12 Maret 2011

PEDE DONG JADI REMAJA MUSLIM



PEDE DONG JADI REMAJA MUSLIM
Sobat muslim yang smart,
Kebanyakan kasus yang kita dapati di kalangan remaja muslim adalah perasaan minder, kurang pede dan merasa katrok alias nggak bisa gaul ketika berada ditengah-tengah remaja lainnya yang memang kurang memahami ajaran islam.  Ketika melihat penampilannya yang tidak sezaman dengan trend mode yang berkembang, maka itu menjadikannya minder dalam pergaulan dan ragu dalam memberikan peran pada pergaulannya ditengah masyarakat. Padahal sebenarnya, justru remaja muslimlah yang patut dijadikan teladan dalam pergaulan dan yang seharusnya banyak memberikan peran dalam pergaulan teman-temannya. Namun hanya karena mendengar sebagian temannya ada yang beropini dan mengatakan bahwa islam adalah agama yang terbelakang dan tidak relevan dengan trend zaman, langsung deh kepercayaannya terhadap dirinya sendiri dan yang (lebih parah) terhadap agama islam menjadi berkurang dan mengendor, naudzu billah pokoknya sobat, jangan sampai hal yang semacam ini menimpa kita semua sebagai remaja yang Alhamdulillah mendapat hidayah melalui ilmu dan dinul islam.
Sobat muslim semua, yakinlah bahwa islam dengan segala syariat yang diajarkannya adalah hal yang terbaik bagi umat manusia dan semua makhluk, termasuk dalam gaya hidup dan berpakain. So, kenapa mesti minder untuk menjalankan syariat ?. Coba kita perhatikan firman Allah subhana hu wa ta’ala berikut ini :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam” [Ali Imron : 19]
Jangan minder buat kamu para cowok yang harus mengenakan celana kain yang potongannya sederhana diatas mata kaki  dengan baju koko mengenakan peci (wah pasti ganteng banget itu), n buat kamu para akhwat jangan sampai minder ketika harus mengenakan jubah yang lebar, jilbab yang besar ,menutup seluruh aurat tanpa memamerkannya sedikitpun dan sedikit keluar rumah kecuali karena suatu kebutuhan yang mendesak, karena memang itulah syari’at islam yang ada. Banyak hikmah dibalik segalanya yang semuanya demi mewujudkan kemaslahatan umat. (ujung-ujungnya juga buat kebaikan kita kan?). Allah ta’la berfirman dalam Al Qur’an :
وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
dan janganlah mereka (para wanita mukminat) menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…[An nur : 31]
Sobat muslim semua, Nikmat beragama Islam ini adalah nikmat paling istimewa yang telah diberikan-Nya. So, wajar jika rasa syukur atas nikmat ini harusnya selalu kita rasakan dan ungkapkan. Jika kita tilik  kembali  kehidupan para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim, pasti kita akan merasa kagum dan geleng kepala dengan perjuangan mereka demi mempertahankan keyakinannya terhadap agama islam. Ok lah, biar lebih dapat kita resapi, kita ambil dua contoh singkat dari dua sahabat yang termasuk dari assabiqunal awalun secara singkat. Yang pertama adalah sahabat Ammar bin Yasir yang tetap bertahan dengan keislamannya meskipun orang-orang Quraisy waktu itu menyiksanya, ayahnya dan ibunya dengan siksaan yang pastinya bikin kita semua mrinding bahkann mungkin pingsan karena sadisnya penyiksaan terhadap mereka. Karena saking beratnya siksaan waktu itu sampai-sampai sahabat Ammar mengucapkan kalimat kekufuran dengan lisannya, namun tidak sampai menjadikannya berdosa dan keluar dari islam karena didalam hatinya masih ada keimanan yang kuat. Sehingga turunlah ayat 126 dari surat Annahl.
“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa…..”
Yang kedua adalah sahabat Bilal bin Rabbah, seorang budak yang setiap waktu disiksa oleh tuannya Umayyah bin Khollaf karena mengetahui keislamannya, namun apa respon Bilal terhadap semua siksaan itu?, beliau hanya bertahan dengan mengucapkan satu kata “ahad….., ahad…..” (Allah yang maha esa). Demikianlah pengorbanan orang-orang cerdas dalam mempertahankan keislamannya, karena memang mereka tahu bahwa islamlah satu-satunya agama yang sesuai fithroh saat itu, sebagai penyempurna bagi risalah sebelumnya yang telah dibawa dan disampaikan oleh para nabi-nabi Allah.
Kalau orang-orang cerdas seperti sahabat saja memilih islam dan sampai segitunya dalam mempertahankan keislamannya, terus bagaiman dengan kita sebagi remaja yang berpendidikan dan kreatif dalam berpikir?, akankah kita masih merasa minder dan kurang pede sebagai remaja muslim ketika ada yang mengatakan bahwa islam itu ketinggalan zaman dan katrok?. Tentunya kita nggak boleh tinggal diam saat ada yang mengatakan seperti itu. Kita buktikan dan tunjukkan kepada mereka bahwa islam adalah agama yang sesuai dengan fithrah manusia, islam adalah agama yang selalu relevan dengan keadaan zaman.
Sobat muslim ……
Ada beberapa alasan simple mengapa kita harus pede sebagai remaja muslim…..
Pertama , agama Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa tuhan kita adalah Allah. Maha segalanya. Firman Allah Swt.: “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (QS al-Ikhlas [112]: 1-4)
Insya Allah ini juga bisa bikin kita pede. Kepada siapa lagi coba kita akan menyembah kecuali kepada Allah?, hanya orang yang berakal dangkal dan kerdil saja yang mnyembah kepada sesame manusia, dan yang lebih ngga’ logis lagi adalah ketika ada orang yang menyembah dan meminta kepada benda yag ia buat sendiri.Betul?
Kedua , Islam juga punya al-Quran. Ini benar-benar the amazing book . Pedoman hidup kita dari masalah yang kecil sampai yang besar, Mulai soal bersuci sampe pemerintahan dan negara. Segala aspek kehidupan manusia dari bangun tidur sampai tidur lagi dan dari dalam rahim ibu sampai kembali kealam akhirat semuanya telah disebutkan didalam al Qur’an.Wuih, mana ada kitab lain yang bisa begitu? Wah bener-bener bikin pede dan membanggakan banget.
Bahkan W.E. Hocking pun berkomentar tentang al Qur’an , “Oleh karena itu, saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa al Quran mengandung banyak prinsip yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesunguhnya dapat dikata¬kan, bahwa hingga pertengahan abad ke tiga¬belas, Islam-lah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat.” ( The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461 )
Ketiga, islam adalah agama yang dibawa dan disampaikan oleh rasul yang mulia sebagi penutup para nabi dan rasul sebelumnya,dialah Rasulullah Muhammad  shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau diakui oleh kawan dan lawannya sebagai orang yang patut disegani dan dihormati. Sampai-sampai  penulis buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia , Michael Hart, menyebutkan, “Dia (Muhammad saw.) adalah orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus (Nabi Isa) atau siapapun di dunia ini.”
Hanya keteladanan Rasulullah saja lah yang layak dijadikan kiblat bagi seluruh manusia di jagat raya ini. Belaiu bagaikan batu karang yang tangguh yang tetap bertahan meskipun diterpa badai dan ombak dalam mendakwahkan dinul islam. Ketika kaumnya menuduhnya sebagi tukang sihir dan orang gila serta mengusirnya, beliau tidak menyimpan dendam sedikit pun, justru beliau mendoakan mereka dengan kebaikan agar mau masuk islam.
 Nah, sobat muslim……, masih ngrasa minder dengan identitasmu sebagai remaja muslim?. Kalau kamu masih ngrasa minder juga dengan beberapa alasan diatas, maka cobalah introspeksi dan kembali bercermin melihat diri sendiri, apakah kita sudah merasa pede pada diri sendiri?. Rasa pede sebagai remaja muslim perlu diawali dengan rasa pede terhadap diri sendiri terlebih dahulu, karena islam adalah agama yang memberikan amanah kepada umatnya yang harus diterima dengan penuh ketundukan dan ketaatan terhadap Allah subhanahu wa ta’ala. Berikut ini sedikit ana mau berbagi tips agar bisa menambah rasa percaya diri (dalam hal positif tentunya ya?).
Pertama , mengenali diri sendiri. Lho, emangnya ada yang masih belum kenal dengan dirinya sendiri? Wah, jangan heran sob , banyak di antara kita yang nggak ngeh dan nggak yaki dengan keampuan dirinya sendiri. Caranya, Belajarlah menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar 'kekayaan' pribadi, seperti prestasi yang pernah kau raih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri.
Selanjutnya kamu mesti  sadar dengan semua aset berharga yang kamu miliki tadi. Terus,temukan pula aset yang belum bisa kamu kembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri kamu, seperti: pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, ketergantungan pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lainnya.
Kedua , menilai diri sendiri dengan jujur. Nah lho, jarang banget lho ada orang yang pandai menilai pribadinya dengan jujur. Mayoritas kalo udah bicara tentang dirinya, pasti “gue gitu lho, Orang lain mah LEWAAAT.” Nah,Kita mesti hindari prinsip yang keliru seperti ini.
Sobat muda muslim, sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang kamu miliki. Ingat lho, bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi (perubahan) diri sejak dulu sampai sekarang. Kalau kamu mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah kamu raih (meskiun itu dalam hal yang kecil menurut kamu), berarti kamu telah mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu kamu menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.
Oya, ati-ati lho, kerana ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik en ngetop, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Kalo dipikir-pikir, semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, su’udhon terhadap diri sendiri, ketidak mampuan menghargai diri sendiri hatta berusaha mati-matian menutupi jati diri. Al iyadzu billah dari yang demikian itu.
Ketiga , husnudhon (berpikir positif ) terhadap potensi diri. Cobalah kamu perangi setiap asumsi, prasangka, atau persepsi negatif yang muncul dalam benak kamu. Kamu bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody's perfect dan it's okay if I made a mistake, kekeliruan adalah hal yang wajar bagi manusia, namun sebaik-baik orang yang berbuat keliru adalah yang berani memperbaiki kekeliruannya.
Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang, dan berdaun terus berbuah deh,semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. (jiaah dah kayak pohon jeruk aja ya…?)
Itu sebabnya, jangan biarkan rasa su’udhon (pikiran negative)  menguasai pikiran dan perasaan kamu. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di review kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata benar atau tidak benar setelah berpikir panjang dan bener-bener merasiokannya, Coba ya?
Keempat , kamu bisa memasang slogan-slogan yang keren sebagai motivasi diri. Tempelin dekat meja belajarmu, atau di dinding  kamarmu : “Saya pasti bisa!”, “Saya akan belajar dari kesalahan hari ini” “Hari esok harus lebih baik dari hari ini”, “Islam pasti menang!”, “Aku ingin syahid”. Wis, pokoke sebanyak-banyaknya yang bisa menggugah semangatmu.
Kelima , berani ambil risiko. Hidup ini selalu berubah sobat. Kita mesti berani menerima resiko dari setiap usaha kita dan nggak nggak perlu lari dari setiap risiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi risiko tersebut. Contohnya, kamu nggak perlu mengikuti kebiasaan salah  orang lain untuk meng-hindari risiko dakwahmu ditolak. Jika kamu ingin mendakwahkan agama islam (bukan agama yang mengikuti hawa nafsu), pasti ada risiko dan tantangannya.
Keenam , tetapkan hadf (tujuan) yang realistis. Nah, ini perlu sobat. Kamu perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang kamu tetapkan selama ini; apakah tujuan tersebut sudah realistik atau belum. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan kamu dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian kamu akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.
Ketujuh , bersyukur dan tawakal. Wajib deh buat kita semua untuk mensyukuri nikmat dari Allah. Kita kadang sulit menghadapi hidup ini, tapi dengan banyak bersyukur, pikiran dan perasaan kita jadi lebih tenang menghadapinya. Betul nggak?
Mudah-mudahan beberapa tips diatas bisa bikin kita tambah pede, makin semangat berdakwah and tentunya tetep gaul sebagai remaja muslim yang militan insya Allah. Amiin.
Oke deh, paling nggak itu beberapa alasan kenapa kita kudu pede jadi remaja muslim. Yuk, kita sama-sama membangun rasa percaya diri dan mempertahankannya.Kita bisa mencoba mulai dari sekarang. Nggak perlu nunggu lama-lama lagi. Apalagi, kita sebagai remaja muslim dan juga pengemban amanah sebagai pelanjut tongkat estafet para rosul dan ulama’ salaf. Jazakumullahu khoiron katsiron.
Sampe jumpa dimakalah berikutnya ya…..?


Kamis, 03 Februari 2011

BAGAIMANA AGAR MUDAH QIYAMUL LAIL?

 Bismillah...., makalah yang kami posting kali ini berawal dari rasa penasaran kami, kenapa akhir-akhir ini sulit sekali melaksanakan qiyamul lail....., apakah sebabnya ?
pembahasan yang kami ambil dengan refrensi induk dari kitab yang ditulis oleh ulama' yang berkapabelitas tinggi dalam bidang akhaq dan aqidah "Ibnu Qudamah" dalam kitab beliau Minhajul Qashidin. berikut pembahasannya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMUDAHKAN QIYAMUL LAIL
    Sebagaimana yang dirasakan kebayakan kaum muslimin, qiyamul lail adalah satu perkara ibadah yang masih dianggap berat dalam pelaksanaannya. Kecuali bagi orang-orag yang diberi kemudahan oleh Allah swt dan dinaungi rahmatNya. Pada waktu yang seharusnya menjadi kesempatan terbaik bagi hamba untuk bertaqorrub dan mengadu kepada robbnya, justru manusia lebih memilih untuk menghabisakan malamnya dengan bermanjaan bersama bantal dan selimutnya sampai tiba waktu pagi.
    Namun sebenarnya dalam islam tidak ada ibadah yang menyulitkan bagi siapa yang ingin melaksanakannya, termasuk dalam pelaksanaan ibadah-ibadah nawafil seperti qiyamul lail tersebut. Adapun kalau ada ibadah nawafil yang prioritasnya lebih berat dari ibadah-ibadah yang lain, baik dalam tata cara pelaksanaanya, waktu pelaksanaannya ataupun jumlah rakaatnya (dalam contoh sholat), maka itupun karena ibadah tersebut memiliki fadhilah tersendiri dibanding dengan yang lainnya. Contoh dalam pelaksanaan qiyamul lail, seperti yang kami sebutkan didepan tadi, ibadah ini memang sebagian muslimin menganggap sebagai ibadah yang sulit ditekuni, bahkan untuk sekedar seminggu sekali saja mungkin masih ada yang keberatan. Yang demikian karena qiyamul lail memiliki banyak fadhilah, seperti yang  disebutkan dalam sabda nabi saw “
عليكم بقيام الليل, فإنه دأب الصالحين قبلكم , وهو قربة إلى ربكم, ومغفرة للسيأت و منهاة للإثم (رواه الترمذي ,حسن صحيح)
“Laksanakanlah qiyamul lail karena sesungguhnya itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, qiyqul lail adalah media untuk mendekatkan diri kepada Allah, factor pengampun dari kejelekan-kejelekan kalian dan penghapus dosa-dosa.” [H.R. Tirmidzi]
Hasan al Bashri juga berkata “Aku belum pernah mendapati ibadah lain yang lebih baik (keutamaannya) dari ibadah sholat pada tengah malam . Ia ditanya “kenapa wajah-wajah mutahajid (orang-orang yang bertahajud) lebih berseri dari pada anusia yang lainnya?” maka ia menjawab “yang demikian itu karena mereka suka menyendiri bersama robb merka, maka robb mereka menghiasai mereka dengan cahayaNya.”
    Kita semua tentu  ingin mendapatkan keutamaan-keutamaan qiyamul lail tersebut, tapi bagaimana dengan kita yang masih merasa berat dan sulit dalam melaksanakannya ?
    Nah, dalam kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin oleh Ibnu Qudamah disebutkan beberapa factor yang dapat memudahkan dalam melaksanakan  qiyamul lail. Oleh beliau, faktor-faktor tersebut dibagi kedalam factor lahir (riil) dan factor batin (abstrak).
I.    Faktor yang dhahir
a.    Menghindari banyak makan, sebagian ulama’ mengatakan “Wahai orang-orang yang berwirid, janganlah kalian banyak makan, banyak minum dan juga banyak tidur, sehingga kalian banyak kehilangan kebaikan kalian.”
Diriwayatkan bahwa iblis menampakkan diri pada nabi Yahya bin Zakariya dengan membawa banyak sendok. Yahya bertanya kepadanya “Ada apa dengan sedok-sendok itu?” iblis menjawab “ini adalah syqhwqt yang saya gunakan untuk memperangkap anak Adam” Yahya berkata kepadanya “Apakah engkau mendapati sesuatu pada diriku yang berkaitan dengan perangkapmu itu?” iblis menjawab “ya, pada suatu malam engkau sangat kenyang sehingga aku bisa membuatmu merasa berat untuk mengerjakan sholat malam.” Kemudian Yahya berkata “tentu, sesudah ini saya tidak mau berkenyang-kenyang selamanya.” Iblis berkata “baiklah, tapi jangan kau nasihatkan kepada orang-orang sesudahmu.”
b.    Hendaklah tidak mengikuti hawa nafsu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat, sehingga membuatnya merasa capek dan malas ketika ingin melaksanakan sholat pada malam harinya.
c.    Hendaklah tidak  meninggalkan qoilulah (tidur sebentar disiang hari), karena qoilulah dapat membantu memudahkan bangun malam.
Hasan al bashri masuk kedalam pasar. Ketika mendengar kebisingan dan omong kosong mereka, maka ia berkata “Aku tidaklah menyangka bahwa malam yang mereka lalui melainkan malam yang buruk, mereka tidak qoilulah saja?”
d.    Menghindari dosa-dosa disiang dan malam harinya.
Sebagaimana perkataan ats Tsauri “Aku terhalang dari qiyamul lail selama lima bulan karena dosa yang telah aku perbuat.” Kemudian ditnyakan kepada beliau “Dosa apakah itu?” beliau menjawab “Aku melihat seorang laki-laki yang menangis, lalu aku katakan didalam hatiku bahwa hal itu dilakukan sebagai bentuk kepura-puraan saja (hanya untuk riya’) . Fudhoil bin Iyyadh juga berkata “jika engkau tidak mampu melaksanakan sholat pada malam hari dan puasa pada siang hari, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya engkau sedang terhalang oleh dosa.” 
e.    Jangan tidur berselimut,
Dan ada factor-faktor lain yang memudahkan untuk bangun malam yang disebutkan dalam kitab Qiyamul Lail wa Asroruh, diantaranya adalah :
    Menyambut datangnya malam dengan berwudhu dan berdzikir serta membaca al Qur’an diantara  waktu maghrib dan Isya’.
    Tidak berbincang-bincang setelah sholat Isya’.
    Memperbarui wudhu setelah sholat Isya’.
    Mengubah kebiasaan dalam gaya tidur, jika sebelumnya  seseorang biasa tidur dengan bantal maka ia meninggalkan bantal tersebut, begitu juga kebiasaan berselimut.
    Mengiringi makan dengan dzikir dan penjagaan batin.
    Demi kehati-hatian, hendaklah melaksanakan sholat witir sebelum tidur.
    Menghadap kiblat ketika tidur dan membaca doa
باسمك اللهم وضعت جنبي وبك أرفعه اللهم إن أمسكت نفسي فاغفرلهــا وارحمهــا وإن أرسلتها فاحفظهـــا بما تحفظ به عبادك الصـــالحينز اللهم إني أسلمت نفسي إليك ووجّهت وجهي إليك و فوّضت أمري إليك و ألجأت ظهري إليك رهـبة منك و رغبة إليك , لا ملجأ و لا منجا منك إلاّ إليك, امنت بكتا بك الذي أنزلت ونبيك الذي أرسلت . اللهم قني عذابك يوم تبعث عبادك .
II.    Faktor-faktor batin
a.    Membersihkan hati dari kedengkian terhadap sesama  muslim, menjauhkannya dari bid’ah, perkataan yang berlebihan yang tiada manfaat dan selamat dari berlebihan dalam memikirkan keinginan-keinginan duniawi. Karena orang yang hati dan pikirannya disibukkan dengan kepentingan duniawi akan sulit bangun malam untuk sholat, kalaupun dia sholat tentunya akan sulit sekali mencapai kekhusyu’an.
b.    Rasa takut (kepada Allah) yang mendominasi hati dengan diiringi pendeknya angan-angan. Saat hati seseorang diliputi rasa takut terhadap robbnya dan terbayang di benaknya kengerian gambaran siksa jahanam, maka ia tak akan bisa tidur nyenyak sehingga muncul rasa kewaspadaan yang tinggi terhadap dirinya dengan cara meningkatkan kualitas ibadahnya. Thowus berkata “Jika disebutkan neraka jahanam, maka hilanglah rasa kantuk orang-orang ahli ibadah.”
c.    Tahu tentang keutamaan qiyamul lail, dengan mengkaji ayat-ayat al Qur’an dan hadits-hadits nabi. Sehingga dengan demikian mampu membangkitkan semangatnya utuk mendapatkan pahala surga disisiNya.
d.     Yang merupakan motivasi terbaik untuk membangkitkan semangat  qiyamul lail adalah kecintaan terhadap Allah dan  keyakinan bahwa saat  ia melakukannya maka robbnya menyaksikannya dan hadir dihadapannya sehingga ini menjadikannya mampu bermunajat sepanjang sholatnya. Dengan kenikmatan bermunajat ini pulalah yang menjadikan seseorang mampu komitmen (istiqomah) melaksanakan qiyamul lail dalam jangka waktu yang panjang. Abu Sulaiman Ad Daroni berkata : “Orang-orang yang biasa melakukan qiyamul lail itu lebih menikmati malam-malam mereka dari pada orang-orang lalai yang menikmati canda mereka.  Kalaulah bukan karena (kenikmatan) malam hari, maka aku tidak ingin ada di dunia ini.”
Dalam shohih Muslim diriwayatkan bahwa nabi saw pernah bersabda : “sesungguhnya di dalam satu malam ada satu waktu yang tidak diketahui oleh seorang hamba muslim bahwasanya apabila ia memohon kebaikan pada waktu itu maka Allah akan mengabulkannya, dan yang demikian itu ada dalam setiap malam.”
    TINGKATAN-TINGKATAN  MENGHIDUPKAN QIYAMULLAIL
    Pertama : Semalam penuh, sebagaimana yang diriwayatkan oleh sebagian salaf.
Kedua      : Pada separuh malam,sebagaimana yang dirwayatkan oleh sebagian salaf juga yang terbiasa melaksanakannya,yaitu pada seperenam malam terakhir dan tidur dulu pada sepertiga malamnya.
Ketiga      : Pada sepertiga malam, yaitu dengan tidur pada separuh malam pertama dan seperenam malam terakhir. Cara ini adalah cara yang sering dilaksanakan oleh nabi Dawud. Diriwayatkan dalam shohihain : “Solat yang paling dicintai Allah adalah sholatnya Daud, tidur pada separuh malamnya dan bangun sholat pada sepertiganya kemudian tidur kembali di seperenamnya.”[H.R. Muslim]
    Kenapa cara dengan tidur pada sepeream malam terakhir yang dicintai Allah?, disamping menghindari kantuk saat sholat subuh, tidur pada akhir malam juga dapat menghilangkan pucat pada wajah akibat begadang malam.
Keempat: Pada seperenam malam atau seperlimanya, dan yang lebih afdhol pada pelaksanaan yang seperti ini adalah pada bagian setengah malam akhir. Sebagian yang lain berpendapat pada seperenam akhir.
Kelima    : Tidak ada batasan waktu tertentu, karena menentukan waktu pelaksanaan itu sulit kecuali bagi orang yang sudah terbiasa.
tata cara pelaksanaannya ada dua cara :
Pertama : Bangun pada permulaan malam hingga merasa ngantuk atau tertidur, ini adalah upaya yang sulit dan ini adalah cara yang dilaksanakan para salaf.
Diriwayatkan dalam shohihain, dari sahabat     Anas r.a berkata : “tidaklah kami ingin melihat nabi saw pada saat / waktu sholat kecuali kami mendapati beliau sedang dalam keadaan sholat dan tidaklah kami ingin melihat beliau pada saat/ waktu tidur kecuali kamu mendapati beliau dalam keadaan tidur.”
Begitu juga sahabat Umar bin Khottob, beliau melakukan sholat malam sesuai kehendak Allah hingga apabila tiba waktu di akhir malam maka beliau membangunkan keluarganya dan berkata kepada mereka “mari sholat,mari sholat”
Kedua : Tidur pada awal malam kemudian apabila terbangun maka melakukan sholat malam pada sisa malamnya selama ia terjaga tadi.
Keenam :  melakukan sholat setelah bangun meskipun hanya dua atau empat rekaat, sebagaimana yang telah diriwayatkan dari rasulullah saw , bahwasanya beliau bersabda
صَلُّوْا مِنَ اللَّيْلِ, صَلُّوْا أَرْبَعاً صَلُّوْا رَكْعَتَيْنِ
 “sholat malamlah kalian, sholatlah empat rekat atau dua rekaat.”  [hadits dhoif riwayat Ibnu Abi Syaibah]
    Dalam sunan Abu Dawud disebutkan, Rasulullah waw bersabda : “apabila seorang lelaki bangun dari tidurnya (di malam hari) kemudian ia membangunkan isterinya kemudian keduanya sholat dua rekaat, maka  keduanya akan ditulis sebagai orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.”
    Demikianlah beberapa metode untuk melaksanakan qiyamul lail, bagi siapa yang ingin melaksanakannya maka hendaklah ia memilih mana yang mudah baginya. Apabila kesulitan untuk bangun pada pertengahan malam, maka hendaklah ia tidak memaksakan diri.
SEMOGA BERMANFAAT

PENYEBARAN HADITS DI NEGERI SYAM

WILAYAH SYAM
    Syam memiliki cakupan wilayah yang luas, luasnya membentang dari sungai Eufrat disebelah utara hingga Al  Arsy disebelah selatan dan antara gunung Thoyi’ pada sebelah timur hingga Laut Tengah disebelah barat. Luasnya sekitar 600 km². Mencakup daerah pantai: Tripoli, Beirut, Shaida, Shur, Akka, Haifa, Ascelon, sebelah barat wilayah Tsughur.
    Kota-kota yang masuk dalam kawasan Syam diantaranya adalah Alepo, Hamas, Damaskus, Baitul Maqdis, Anthaqia, Syiria dan Bashro As Syam.

PERISTIWA PENTING DI WILAYAH SYAM
    Syam merupakan negeri yang memiliki banyak peristiwa penting dan bersejarah dalam islam, bahkan tempat- tempat bersejarah pun dapat kita temui di negeri Syam ini. Diantara peristiwa-peristiwa dan tempat bersejarah dalam islam tersebut adalah tempat kelahiran al Masih, tempat hijrah dan makam nabi Ibrahim, lokasi rumah dan sumur nabi Ayyub, letak mihrab dan pintu gerbang nabi Dawud, lokasi kota-kota dan mu’jizat nabi Sulaiman, pusara nabi Ishaq dan ibundanya, letak desa dan sungai Thalut, lokasi benteng dan pembunuhan Jalut, tempat kubah dan gerbang nabi Muhammad, mihrab Zakaria, majlis pertemuan para nabi dan lokasi makam nabi Ibrahim dan Musa.

ULAMA’-ULAMA’ YANG PERNAH SINGGAH DAN TINGGAL DI SYAM
    Syam disebut juga dengan rumah para rasul, karena di negeri inilah para nabi dan rasul berasal. Diantara nabi dan rosul yang berasal dari syam adalah Nabi Luth, Ishaq, Ya’qub, Ayyub Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Zakaria, Yahya dan Isa.
    Dari kalangan sahabat rasul sendiripun banyak yang berda’wah menyebarkan islam di negeri Syam ini. Diantara sahabat yang pernah diutus Kholifah Umar bin Khottob ke negeri Syam adalah sahabat, Muadz bin Jabal di Palestin, Ubadah Bin Shomit di Hamas dan Abu Darda’ di Damaskus. Kemudian setelah itu  Umar juga mengutus Abdurrahman bun Ghonm ke negeri Syam. Adapun sahabat yang lain yang pernah singgah di negeri ini adalah Abu Ubaidah bin Jaroh, Bilal bin Robbah, Surahbil Bin Hasanah, Kholid bin Walid, Iyadh bin Ghonm, Fadhl Bin Abbas bin Abdul Mutholib dan Irbadh bin Sariyah. Pada periode akhir masa sahabat (akhir generasi pertama) perkembangan ilmu sangat pesat, terutama di Syiria . ulama’ banyak tersebar sehingga muncullah satu daerah yang disebut dengan Dariya , di daerah ini banyak didapati ulama’ muhaditsin baik yang senior atau yang muda. Diantara ulama’ generasi kedua yang lahir di daerah ini adalah Abdurrahman bin Yazid Al Azdi Addarani yang terhitung kedalam fuqaha’ Syam.
    Dari kalangan tabiin yang tinggal dan meriwayatkan hadits di Syam adalah Salim bin Abdullah Al Maharibi sebagai Qodhi di Damaskus, Abu Idris Al Khoulani (A’id bin Abdullah) sebagai Qodhi Kholifah Muawiyah dan Yazid di damaskus, Abu Sulaiman Ad Daroni sebagai Qodhi dari Kholifah Umar bin Abdul Aziz, Zaid dan Hisyam bin Abdul Malik di Damaskus dan Umair bin Hani’ Al Unsi Ad Daroni.
    Kemudian dari kalangan generasi ketiga (tabiut tabiin) ada Abdurrahman bin Umar Al Auza’I yang dijuluki dengan Imam ahli Syam,  Umar bin Abdul Aziz dan Raja’ bin Haiwah, Buhair bin Said Al Kilai, Tsauri bin Yazid Al Kila’i, Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dan yang lainnya.
    Sedangkan Imam-Imam muhaditsin yang meriwayatkan hadits di negeri ini adalah keenam imam muhaditsin (Bukhori, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa;I, Ibnu Majah).


والله أعلم با الصواب

Sabtu, 22 Januari 2011

DOA MENGHADAPI MASALAH YANG SULIT



اَللّْهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلِتَهُ سَهْلَ وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحُزْنَ إِذاَ شِئْتَ سَهْلا

“Ya Allah tidak ada kemudahan kecuali pada sesuatu yang Engkau jadikan mudah dan sesuatu yang sulit dan menyedihkan apabila Engkau kehendaki maka Engkau jadikan mudah”

Selasa, 18 Januari 2011

Mengapa Wanita Mudah Menangis?

eramuslim - Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."
Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"
Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.
Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.
Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.
Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapan pun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan".

Jalan Menuju Persatuan

Mendirikan sebuah khilafah (Negara Islam) adalah kewajiban bagi setiap muslim, hanya dengan memberikan bai`at (janji untuk kesetiaan) kepada seorang Khalifah untuk menerapkan hukum Islam yang merupakan kewajiban setiap muslim untuk mematuhinya dimana pun mereka berada (bertempat tinggal). Mendirikan Khilafah adalah fardhu kifayah/kewajiban bersama. Oleh karena itu diperlukan usaha bersama dan setiap muslim diwajibkan bergabung dalam sebuah jama’ah yang berjuang ke arah perwujudan dominasi Islam untuk pencapaian tujuan mereka  dan jama’ah ini harus mengambil langkah dan prinsip yang pasti yang akan memungkinkan mereka dapat mencapai tujuan mereka.

Allah SWT berfirman :

”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (Agama) Allah SWT  dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali-Imran, 3:103).

Dan dalam surat Al-Anfaal, Allah SWT berfirman:

 ”Dan taatlah kepada Allah SWT dan Rosulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah, sesungguhnya Allah SWT beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfaal, 8:46).

Ayat di atas memerintahkan kepada kita untuk bersatu dan tidak tafarruq (bercerai-berai) diantara kita. Nabi Muhammad saw. juga bersabda, diriwayatkan oleh Muslim: ”Allah swt.  memerintahkan kepada kamu untuk bersatu dalam tali (agama) Allah swt.”. Abu Bakar mengatakan tali agama Allah swt. adalah sunnah, dimana hal itu sangat kuat. Dan dalam Tirmidzi hadist no 1758, Nabi Muhammad saw. bersabda:

”Selalu bekerjalah secara berjama’ah dan jangan dikerjakan sendirian, sesungguhnya syaithon bersama orang-orang yang sendirian....”

Kata jama’ah disini menunjuk pada Jama`tul Muslimin (negara Islam). Semua yang disebutkan di atas adalah tugas yang ada pada diri kita. Sejauh ini penyatuan umatlah yang harus diperhatikan dan ini hanya akan terwujud dengan adanya dasar  tauhid yang kuat.

Beberapa organisasi berusaha untuk mewujudkan kesatuan diantara kaum Muslimin di seluruh dunia, jadi tidak hanya berusaha mewujudkan kesatuan di kalangan mereka sendiri tetapi juga berusaha mewujudkan kesatuan umat. Kesatuan umat muslim hanya dapat terwujud jika prinsip dasar secara pasti telah dipegang. Bagaimana caranya kita dapat menyatukan umat dibawah pimpinan seorang Khalifah (pemimpin kaum muslimin yang menerapkan seluruh hukum Islam pada tingkat negara) ? Dan bagaimana kita membawa kesatuan umat ini sehingga akan tercipta jalan untuk mendirikan Khilafah?

 Penyebab Persatuan

 1.   Islam hanyalah satu-satunya pilihan dan sumber rujukan

Kita harus berusaha untuk memasukkan konsep yang menunjukkan bahwa hukum Syari’ah merupakan sumber rujukan atas setiap aktifitas yang kita lakukan pada komunitas muslim. Mereka  harus mempunyai landasan dan acuan berdasarkan pada Al-Qur`an dan Sunnah, yang mengikuti pada  pemahaman para Shahabat, menjadi suatu pemahaman yang mengikat pemahaman semua muslim. Al-Marji’iyyah (sumber rujukan) adalah hal yang sangat mendukung ke Islaman bagi semua Muslim.
   
Bagaimanapun kenyataannya, seorang muslim harus mempunyai acuan yang benar yaitu Al-Qur`an dan As-Sunnah. Suatu hal yang tidak mungkin bagi kita, mempunyai kesepakatan untuk menghilangkan perselisihan di antara orang-orang dengan menyerahkannya pada manusia tanpa mensolusi dengan Islam sebagai rujukan dan mengembalikannya pada marji’ sebagai kriteria. Kita sangat perlu untuk mengenalkan “Standart Islam” (pamahaman Nabi Muhammad saw.  dan Shahabat-Shahabatnya) sebagai rujukan utama bagi umat Islam.
Allah swt. berfirman:

”Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasakan keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.(QS. An-Nisaa’, 4:65).

Dan juga dalam firman-Nya :

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah SWT dan ta’atilah Rosul-Nya dan ulil amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah swt. (Al-Qur`an) dan Rosul (Sunnahnya). Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah swt. dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. 4: 65)

Oleh karena itu Allah swt. menyuruh kita untuk memilih dan mengambil keputusan sesuai dengan petunjuk-Nya, yang menunjukkan bahwa kamu adalah orang-orang yang beriman, tetapi jika kamu tidak melakukannya, maka kamu bukanlah dari golongan orang-orang yang beriman. Kebanyakan ulama dari para Tabi’in (generasi kedua) mengatakan bahwa “Ulil Amri” (yang mempunyai wewenang/berkuasa di negara Islam) adalah para ulama. Satu-satunya ulama yang pandai dari generasi tabi’in, yang telah dinyatakan sebagai Ulil Amri/ penguasa di negara Islam adalah Imam Malik dan kemudian dia mengatakan bahwa adanya kekuasaan dikerenakan para ulama.

Memahami sumber hukum Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan pemahaman para Shahabat adalah langkah pertama kearah kesatuan. Mengembalikan hukum Syara’ (peraturan Allah swt.) adalah satu-satunya marji’ atas kaum muslimin untuk diikuti. Salah satu konsekuensi jika tidak menggunakan hukum Islam sebagai acuan dapat dijadikan pelajaran terhadap suatu keadaan yang menyebabkan turunnya wahyu pada surat 4 ayat 65. Ayat ini telah mengabarkan tentang dua orang lelaki yang datang kepada Nabi Muhammad saw. untuk memutuskan perkara dan salah satu dari mereka merasa tidak puas terhadap keputusan Rasullah saw. kemudian mereka pergi ke Abu Bakar ra. untuk mendapatkan alternatif keputusan yang lain. Setelah mendatangi Abu Bakar, mereka  masih tetap tidak merasa puas dan karena itu mereka pergi ke Umar bin Khattab. Umar berkata kepada mereka : ”Mengapa kalian mendatagiku setelah kalian pergi kepada Abu Bakar dan Nabi Muhammad ? Dia kemudian meraih pedangnya dan membunuh salah seorang yang menolak keputusan Rasulullah saw. dan yang satunya melarikan diri dalam keadaan terluka dan Umar mengejarnya. Laki-laki itu pergi kepada Rasulullah saw. dan berkata : ” Umar telah membunuh seorang muslim, nabi Muhammad saw. berkata :”Saya tidak menyangka bahwa dia mempunyai keberanian untuk membunuh seorang hamba Allah swt. (muslim), ” . Kemudian Allah swt. berfirman dalam surat (4: 65) yang menginformasikan kepada Rosul bahwa dia (yang dibunuh) bukanlah seorang hamba Allah swt. (muslim). Umar bin Khattab kemudian mendapat pujian dari Rasulullah saw.

Allah swt. membuat qasam (sumpah) pada manusia yang meyakini marji’ dan terdapat pada surat 4 ayat 115. Allah swt. berfirman :

”Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang–orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya  itu dan kami masukkan ia ke dalam neraka jahannam  dan jahannam itu seburuk-buruk tempat mereka kembali”. (QS. An-Nisaa’, 4:115)

Pada ayat lain Allah swt. memerintahkan kepada kita untuk tidak menentang ajaran Rasulullah saw. dan para Shahabat . Oleh karena itu Allah swt.  berfirman :

”Katakanlah inilah jalan agamaku, aku dan orang–orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah swt. dengan hujjah yang nyata, Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang–orang musyrik”. (QS. Yusuf, 12:108).

Kita perlu mengajak umat Islam Untuk kembali pada standart Islam . Untuk mengikuti jalannya Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari jalan para ulama yang haq (benar). Basiroh pada ayat ini diartikan sebagai  fiqh dan ilmu  dan siapakah yang mempunyai pengetahuan lebih baik dibandingkan dengan ulama’. Seorang da’i tidak perlu untuk menghafal Al-Qur`an dan Sunnah tetapi setidaknya dia harus mempunyai pengetahuan tentang apa yang ia serukan (dakwahkan). Sekarang masyarakat mengatakan bahwa kita tidak memerlukan ulama, meskipun telah meninggikan mereka beberapa derajad lebih daripada yang lainnya. Secara fakta ayat ini berhubungan dengan dakwah kepada Islam  yang ditujukan untuk keyakinan kita sebagaimana akhir dari ayat ini. Mahasuci Allah swt. dan aku tiada termasuk orang–orang musyrik, oleh karena itu dakwah bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi berhubungan dengan  permasalahan aqidah masing-masing manusia sebagaimana berhubungan dengan kewajiban-kewajiban yang lain.

2.   At-Tajarrud (keikhalasan/kesungguhan hati)

Ketika kita menyeru (mendakwahkan) Islam kepada manusia, kita menyeru semata-mata hanya demi Allah swt. bukan untuk kelompok, organisasi atau partai. Kita menginginkan umat untuk membawa pemikiran dan ide-ide Islam . Oleh karena itu kita tidak seharusnya menyeru umat hanya demi kelompok yaitu dengan mengajak mereka untuk bergabung dengan kelompok kita. Yang lebih baik bagi mereka adalah mengemban konsep Islam yang benar daripada ajakan untuk bergabung dengan jama’ah. Konferensi organisasi dalam kancah nasional yang dilakukan untuk mengajak manusia untuk bergabung dengan jama’ah kamu, maka akan menyebabkan perpecahan. Satu-satunya alasan mengapa bergabung dengan jama’ah adalah hanya untuk  menjalankan agama Allah swt. Disamping itu masing-masing kelompok ini mempunyai suatu konsep, metode dan tujuan sendiri-sendiri dan hal ini menyebabkan perpecahan daripada menuju kesatuan. Kamu seharusnya jangan pernah mengajak umat untuk masuk dalam kelompok atau partai. Biarkanlah marji’ (Al-Qur`an dan As-Sunnah) yang menjadi jalan untuk memimpin umat bukan kelompok kamu.

At-Tajarrud akan membawa umat bersama-sama secara ikhlas hanya untuk mencari keridhoan Allah swt. At-Tajarrud akan membawa hasrat kamu dan pendapat kamu yang sesuai dengan Al-Qur`an  dan As-Sunnah. Jadi tidak perlu menyembunyikan identitas kamu sebenarnya, tapi hanya sekedar meyakinkan bahwa ajakan masuk ke kelompok kamu adalah untuk mematuhi syari’ah bukan untuk kepentingan kelompok kamu. Jika poin yang sangat penting ini dilupakan oleh jama’ah-jamah yang ada, hal ini  tidak akan membawa pada persatuan, bahkan yang terjadi adalah mereka akan menyebabkan perpecahan dengan mencoba untuk menunjukkan siapa yang lebih baik di antara mereka.

Seorang muslim yang baik adalah seorang muslim yang berubah ketika dia melihat kebenaran dengan bukti yang lebih kuat, hanya orang-orang yang arogan (keras hati) saja yang tetap pada pendiriannya (pendapat mereka). Jadi jama’ah (organisasi) adalah penting, khususnya yang bertujuan untuk pencarian nusroh (kekuasaan) dengan tujuan utama adalah penegakan agama Allah swt. Dengan begitu orang–orang akan dengan sendirinya memperhatikan kamu yaitu dengan terpengaruhnya mereka terhadap apa yang kamu serukan. Masyarakat secara alamiah akan bergabung ke dalam jama’ah bukan untuk membawa kepentingan mereka, tetapi untuk Islam. Jika orang bertanya siapa sebenarnya dirimu maka kamu harus menjelaskan kepada mereka bahwa kamu berasal dari sebuah jama’ah tetapi sekali lagi poin yang harus diperhatikan adalah memfokuskan pada ajakan kepada agama Allah. Umat harus melihat bahwa kamu datang karena Allah swt. dan berdahwah kepada mereka untuk menjelaskan kewajiban mereka dan tidak hanya ajakan untuk bergabung kepada kelompok kita yang hal itu dapat menghancurkan tajarrud dan juga hal ini akan membebaskan kamu dari kepentingan pribadi.

Kamu tidak dapat menyatukan umat di bawah jama’ah-mu dan juga umat tidak akan membiarkan dirinya diatur oleh kelompok-kelompok khusus. Nabi Muhammad saw. mengutuk orang–orang yang memperjuangkan nasionalisme/paham kebangsaan dan sukuisme/paham kesukuan dalam banyak hadits, seperti hadist : ”Bukan termasuk golonganku orang –orang yang menyeru kepada as-shobiyah (paham kebangsaan)”. Dan Beliau saw. juga bersabda:

” Jika seorang muslim ingin merasakan manisnya iman maka kerjakan tiga hal, yaitu ALLAH swt. dan Rosul-Nya harus ia cintai melebihi apapun....”(Bukhari Muslim).

Dan juga dijelaskan oleh Muslim bahwa Rasulullah saw. bersabda :

”Tidak disebut seorang mu’min diantara kamu sampai saya lebih dicintainya daripada ayahnya, anak-anaknya dan seluruh manusia yang lainnya”.(Muslim dan Bukhari).

 Allah swt. berfirman :

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar mencintai Allah) ikutlah aku, niscaya Allah swt. mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu,”Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.Ali Imran, 2:31)

Shahabat  tidak pernah secara personal mengambil pemikiran-pemikiran nasionalisme, kesukuan tersebut, mereka hanya mengambil dari apa yang diperintahkan oleh Rasulullah saw. dan yang telah diperintahkan Allah swt. atas diri mereka. Jika ada seorang yang alim pemimpin sebuah jama’ah maka dia akan selalu mengoreksi jama’ah  dan membetulkan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh anggota-anggota jama’ah-nya.

Pengangkatan seorang pemimpin laki-laki dari golongan orang alim adalah jauh lebih baik daripada pengangkatan 50 atau 1000 orang dari golongan jahil/bodoh yang meskipun mereka dari golongan seorang muslim. Karena mereka akan menegakkam sistem barat dan menetapkan pendidikan kufur, syirik dan bid’ah.

 3. Kita memerlukan visi yang jelas dan pemahaman terhadap realita

Kita seharusnya jangan pernah mengatakan kepada umat ini adalah perang antara kapitalisme dan Islam  atau yang serupa dengan itu, yang sering diucapkan oleh para intelektual. Kita perlu mengenalkan pengertian tentang walaa’ (ikatan antar sesama Muslim) dan baraa’ (perbedaan dengan non muslim) dengan mengatakan bahwa ini adalah Islam dan kafir seperti yang telah Allah swt. sebutkan dalam Al-Qur`an. Demikian juga kita harus menegaskan dan menjelaskan penyebab peperangan antara Islam dan kafir sebagaimana manifestasi penyebab adanya perang salib (antara kaum muslimin dengan orang–orang kristen). Jika umat melaksanakan perbuatan syirik, yang harus kita lakukan pertama kali adalah menjelaskan bahwa itu adalah dosa terbesar dan dosa yang tidak terampuni dan ini adalah manifestasi dari penyerbuan kepada thogut misalnya berhubungan dengan pemerintahan kufur,  manusia sebagai sebagai pembuat hukum  dll. Demikian juga dengan Shirk ul Qubur (perbuatan syirik karena beribadah di kuburan) adalah juga terkatagorikan pada dosa besar, oleh karena itu informasi ini dijelaskan terlebih  dahulu pada umat yaitu dengan menjelaskan bahwa tauhid dapat mencegah dari perbuatan syirik dan kufur, bukan kapitalisme adan sekulerisme. Umat tidak mengetahui bahwa din (agama) seperti kapitalisme dan sekulerisme adalah kufur dan syirik, makanya umat memerlukan pemahaman yang jelas tentang realita tersebut dan visi yang jelas.

Sebagai contoh tentara yang dikirim untuk menguasai tanah-tanah kita dengan tidak meninggalkan tempat tinggal mereka dengan  tujuan untuk menangkap sedikitnya  kurang lebih 100 pejuang Taaliban atau seorang seperti Saddam Husein, lebih jauh mereka mempunyai agenda besar yang tujuannya untuk menghancurkan aktivitas Islam dan untuk mengejar aktivis-aktifis Islam dimana akan lebih banyak lagi ancaman yang hanya disebabkan oleh kelompok kecil atau satu orang manusia. Mereka tidak akan pernah mengirim armada pasukan yang sangat besar yang bergabung dengan koalisi kekufuran seluruh dunia hanya untuk Saddam atau minyaknya. Allah swt. menginformasikan kepada kita bahwa mereka akan datang membunuh muslim-muslim dengan tujuan utama adalah mengeluarkan kita dari agama kita, menghancurkan kekuatan kita dan menangkap para ulama. Mereka mengetahui bahwa jika mereka menghilangkan para ulama mereka akan menghilangkan pemimpin umat dan pimpinan kaum muslimin, dan mereka akan meratakan jalan untuk kebodohan atau mengambil ulama-ulama gadungan untuk memimpin umat. Kalimatut taauhid, Laa ilaaha illallaah harus menjadi pendorong politik, mengajak manusia-manusia untuk melawan thogut dan tidak hanya berdiam diri di rumah. 

Allah swt. berfirman :

”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat, 51:56)

dan firman-Nya :

”sembahlah Allah SWT (saja), dan jauhilah thoghut itu”. Maka diantara umat itu ada orang –orang yang diberi petunjuk oleh Allah swt. dan  dan adapula diantara  orang –orang yang pasti kesesatan baginya....” (QS. An-Nahl, 19:36).

Oleh karena itu prioritas yang harus dibangun adalah:

   1.

       Menawarkan kepada manusia untuk kembali beribadah pada Allah swt. dan tidak menyembah selain Allah swt. menjauhi thoghut dan syirik dan percaya pada Allah swt.
   2.

      Mengajak manusia untuk mendirikan khilafah, musuh-musuh yang harus diketahui adalah kekufuran bukan kapitalis atau sekuleris. Suatu hal yang sangat tidak mungkin menyeru menusia untuk bekerja mendirikan khilafah tanpa melawan thoghut sebagai langkah pertama.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. bersabda:

”Barangsiapa menyembah Allah swt. saja dan menolak penyembahan pada yang selain-Nya, maka hidupnya akan selamat”. (Muslim).
Menegakkan khilafah adalah fardhu dengan memberikan bai’at setiap individu muslim kepada seorang khilafah. Jadi terdapat Talazum (penyatuan yang tidak dapat dipisahkan) antara khalifah. Jadi kamu tidak akan mendapat yang satu tanpa yang satunya. Jika melihat sejarah Islam, umat selalu memprioritaskan mengangkat khalifah untuk menegakkan peraturan Islam. Ibnu Taimiyah, berkata bahwa masyarakat (orang–orang ) seharusnya mengerti bahwa memelihara urusan umat manusia adalah satu dari kewajiban-kewajiban terbesar dalam agamanya.....”

Terdapat banyak tindakan kejahatan yang ada pada saat ini, akan tetapi tidak ada pedang Islam yang tegak untuk menghentikan kejahatan-kejahatan tersebut seperti yang tidak  terjadi pada masa lalu, saat Islam  yang tegak berdiri untuk menghentikan kejahatan-kejahatan tersebut (saat Islam masih ditegakkan di muka bumi).

4.   Senantiasa Saling Menasehati Sesama Muslim

Seorang muslim seharusnya selalu memberi nasehat antara satu dengan yang lainnya. Saling konsultasi, saling membantu dan saling menasehati akan membawa pada kebersamaan dan Persatuan. Ketika manusia mendapatkan malapetaka atau kerusakan mereka pasti akan membutuhkan bantuan, jika kamu dapat menolong mereka dan mengambil empati mereka, maka mereka akan mendengarkan kamu dan mengambil kamu sebagai kawan dikemudian hari, saat itulah kita arahkan ia kepada standar yang benar yaitu Islam.

Dengan melakukan cara ini, masyarakat akan tahu bahwa kamu perhatian terhadap mereka dan tidak hanya kelompok kamu.  Jika menginginkan persatuan  dari kaum muslimin,  kita harus memberikan nasehat yang baik pada mereka. Salah satu nasehat yang bisa  kita berikan adalah kamu seharusnya jangan pernah pergi ke masyarakat dan memberi tahu mereka bahwa mereka adalah orang yang menyimpang dan kamu adalah orang yang terbaik atau kamu adalah seorang pengikut Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan orang yang lainnya telah menyimpang. Jangan pernah membuat orang merasa rendah diri dan merasa sakit hati karena hal ini akan memperlengkap kehancuran mereka. Kita harus lebih sadar apa yang seharusnya kita lakukan. Sebagai awalnya buat mereka berpikir dan menyadari tugas mereka, beritahu mereka standar Islam dan menunjukkan pada mereka kekuatan kita adalah satu kekuatan, Islam musuhnya kafir. Para Da’i harus mempunyai kearifan sebagaimana Shahabat.Ibn Abbas ra. Yang berkata pada khawarij : “Mungkinkah Allah swt. meridhoi kamu, jika kamu salah”, mereka tidak pernah berbuat takfir (mengkafirkan) kepada mereka atau menyebut mereka adalah orang-orang yang menyimpang  dimanapun mereka  berada. Para Shahabat mengetahui bagaimana cara memberi nasehat pada orang dengan perkataan terbaiknya, menghindari untuk menampakkan banyak pesan yang picik pada orang-orang.

5.    Menyeru Islam secara Keseluruhan
Jangan pernah membatasi seruan kamu hanya pada satu aspek dari Islam saja misalnya kamu hanya menyerukan sholat, khilafah, pernikahan, dll.  Kamu tidak akan pernah bisa mendirikan khilafah jika ajaran kita digadaikan atau seperti mengasuransikan mobil kamu, mengikuti Islam hanya jika sesuai dengan kamu, menyerukan Islam sebagai jalan hidup bukan hanya untuk penegakan khilafah atau untuk aktivitas sholat saja. Nabi Muhammad saw. mengajarkan kepada Shahabat–Shahabat-nya keseluruhan agama ini (Islam).

Allah swt. berfirman  dalam Al-Qur`an :

”Apa yang diberikan Rosul padamu maka terimalah dia dan apa yang dilarang bagimu maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah swt., sesungguhnya Allah swt. sangat keras hukuman-Nya”. (QS. Al-Hasyr, 59:7).

Oleh karena itu kita harus mengambil peraturan agama Islam secara keseluruhan seperti yang Allah swt. perintahkan kepada kita untuk mengambil apa saja yang Rasulullah Muhammad saw. berikan kepada kita, dan dia tidak hanya menerangkan kepada kita tentang khilafah atau tentang sholat.

Jika kamu hanya menghubungkan tauhid dengan ibadah (aktivitas ritual) seperti yang dilakukan oleh Talafies (kelompok Salafy di Saudi) maka kamu akan menjadi kelompok sekuler atau individu yang sekuler. Beberapa orang yang tekun hanya berbicara tentang tazkiyah, tauhid, jihad atau bahasan khilafah. Padahal kita tidak akan mencapai persatuan yang mengisolasi syariah atau memisahkan Islam kedalam politik dan spiritual (agama). Mereka adalah satu kesatuan dan tidak akan dapat dipisahkan.

Syaithon akan mendatangi kamu dari segala penjuru sampai batas mana yang akan membuat kamu sibuk dengan apa yang mereka rekomendasikan  dan membuat kamu lupa akan kewajiban kamu agar dia akan meyakinkan kamu untuk meninggalkan sunnah masnun (seperti memelihara jenggot) dan membuat kamu sibuk dengan cara menyeru orang kepada Islam atau mendirikan sebuah khilafah. Allah swt. meminta kita untuk tidak seperti orang kristen yang mengambil sebagian dan menolak sebagian : 

”Dan diantara orang –orang  yang mengatakan,” Sesungguhnya kami orang–orang nasrani”, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya.....” (QS. Al Maidah, 5 : 14).

 6.   Menyeru orang kepada Tauhid, walaa’ dan Baraa’ (aspek persaudaraan)

Kita harus memasukkan konsep Islam tentang persatuan di antara kaum muslimin (yaitu bahwa semua orang muslim adalah bersaudara) dan persaudaraan diantara orang kafir (yaitu bahwa orang-orang adalah satu saudara satu dengan yang lain). Menumbuhkan kecintaan di antara orang–orang yang beriman dan kebencian terhadap orang kafir yang akan membawa rasa persatuan dan akan menciptakan sikap optimisme dalam diri umat Islam terhadap orang kafir (bahwa kedudukan mereka yaitu orang –orang mukmin lebih tinggi dari orang–orang kafir ). Penyeruan pada kesatuan harus disertai dengan Al- walaa’ wal baraa’ dengan dukungan, cinta dan kesetiaan terhadap Allah swt., Islam dan kaum muslimin. Contoh yang sempurna dapat kita lihat ketika Sheik Usamah bin Laden membangkitkan umat muslim dengan mendeklarasikan rasa kebencian dan dendam di antara kaum muslim dengan orang –orang kafir. Semoga Allah swt. melindunginya.

7.   Menyeru orang-orang untuk jihad

Jihad adalah perintah yang utama dan jalan yang utama untuk menebarkan Islam dan menyatukan dunia di bawah kepemimpinan Islam. Tujuan jihad adalah untuk menghancurkan semua bentuk kemungkaran, kekufuran, syirik, bid’ah dan hawaa’ dengan menghilangkan rezim kufur yang telah mendeklarasikan perang melawan Allah swt. Sejarah telah membuktikan bahwa jihad telah dijadikan sebagai metode untuk menyebarkan Islam sebagai menifestasi politik luar negeri negara Islam. Jihad adalah kewajiban atas semua kaum muslimin dan kita harus berhubungan dengan komunitas umat muslim di seluruh dunia untuk menegakkan jihad melawan para peserta perang salib. Allah swt. berfirman :

”Perangilah orang-orang yang tidak beriman pada Allah swt. dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah swt. dan Rosul-Nya dan tidak beragama demi agama yang benar (agama Allah swt.), (yaitu orang-orang ) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk (QS.At-Taubah (9) : 29).

Kaum muslimin harus mengerti bekerja untuk menegakkan syari’ah adalah kewajiban besar yang berada di pundak mereka. Ini adalah jalan untuk Persatuan  dan jalan menuju surga. Perhatian penting yang harus ditekankan bukan menyeru pada jama’ah mu tetapi kepada Islam dan jangan pernah meremehkan orang. Jika organisasi-organisasi Islam dan para da’i memegang poin yang telah disebutkan di atas, Insya Allah tahapan menuju persatuan akan segera terwujud tidak akan lama lagi. Amin.
Takbiir....!!!