Kamis, 31 Maret 2011

Di Belakang Setiap Pria Hebat Selalu Ada Wanita Hebat


Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antar negara bagian. Ketika menyadari bahwa bensin mobilnya nyaris habis, Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin saja. Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kakinya.

Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, “Asyik sekali mengobrol denganmu.”
Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya “apakah kamu kenal lelaki itu?. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.

MENJAGA PANDANGAN DARI HAL-HAL YANG HARAM


Salah satu Fenomena pelanggaran syariat  yang terjadi pada hari ini adalah keseriusan kaum muslimin dalam menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan. Bagaimana tidak, justru yang terjadi pada masyarakat kita saat ini orang-orang tanpa merasa bersalah ketika berkumpul berbaur antara pria dan wanita tanpa ada pembatas dan tanpa adanya kebutuhan (hajah) yang mengharuskannya. Belum lagi fenomena dikalangan para kaum hawa yang lalai dari menjaga auratnya, tanpa rasa risih sedikitpun masih banyak diantara mereka yang menyengaja mengenakan pakaian yang tidak layak mereka pakai, dalam artian pakaian yang tidak dapat menutupi aurat mereka. Inilah fitnah besar yang kita dapati pada hari ini, hal ini sebagaimana yang  disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang diriwayatkan oleh al Bukhori dan Muslim dari sahabat Usamah bin Zaid :

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجّالِ مِنَ النِسَاءِ

“Sepeninggalku, tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah yang lebih berbahaya atas kaum lelaki kecuali wanita”
Begitu juga dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Sa’id Al-Khudri  bahwa  Nabi  Muhammad shalallahu  ‘alaihi  wasalam  bersabda :
“Sesungguhnya  dunia  ini  sangat  manis  dan  hijau,  dan  sesungguhnya  Allah menjadikan  kalian  sebagai  pemimpin  di  dalamnya,  maka  takutlah  kepada dunia  ini,  dan  takutlah  kepada  wanita  sebab  fitnah  pertama  yang  terjadi pada kaum Bani Isra’il adalah fitnah wanita”.

KEUTAMAAN MENYEBARKAN SALAM


حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ أَنْبَأَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا بِمِثْلِ حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dan Waki' dari al-A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukan kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi. Sebarkanlah salam di antara kalian."

Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah memberitakan kepada kami Jarir dari al-A'masy dengan sanad ini. Dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, " sebagaimana hadits Abu Mu'awiyah dan Waki'."
[H.R. Muslim]

KEUTAMAAN MENGUNJUNGI SAUDARA MUSLIM


حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ الْحَكَمِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ عَلِيٍّ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَتَى أَخَاهُ الْمُسْلِمَ عَائِدًا مَشَى فِي خَرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah berkata, telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Al Hakam dari 'Abdurrahman bin Abu Laila dari Ali ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga pagi hari. "
[H.R. Ibnu Majah]

DILEMA AKTIVIS DAKWAH REMAJA


Ikhwatiy fillah yang dirahmati oleh Allah….
Kaifal hal nih?, moga ja selalu berada dalam hidayah, rahmah serta ma’unah Allah ta’ala ya, karena keadaan terbaik seorang hamba di dunia ini adalah ketika ia masih berada dalam hidayah islam dan iman, tak dapat dipungkiri karena sebenarnya hanya dengan keduanya lah (tentunya atas kehendak Allah ta’ala) seseorang dapat merasakan kebahagiaannya di alam dunia dan akhirat. Maka sepatutnya kita syukuri nikmat yang agung ini.
Ikhwatiy, sobat muslim…..
Kalo baca judul postingan kami kali ini, wah kayaknya kita banget ya…?, kita sebagai remaja muslim yang aktif dalam belajar ilmu addin (agama) dan bidang dakwah. Terutama buat para ikhwah yang dakwahnya dikalangan temen sesama remaja ni, entah itu halaqoh ROHIS kampus, remaja masjid, forum kajian remaja dalam ormas islam atau halaqoh lainnya yang tentunya dalam setiap pertemuan selalu berinteraksi dengan temen yang sepantar (seumuran), termasuk temen lawan jenis maksud kami, ^_^. Karena memang realistis dan fenomenal  sekali apa yang kita dapati dalam dunia dakwah seperti itu, saat ini masih sulit (kalo dikalangan umum) untuk membuat halaqoh yang khusus, ikhwan dengan halaqoh mereka sendiri dan akhwat dengan halaqoh mereka sendiri. Dipandang dari sedikitnya kuantitas mereka, baik murobbi/murobbiyahnya ataupun mad’unya (peserta).  Maka tak ayal kalo terjadi dilema diantara ikhwan dan akhwat tersebut (apalagi dilema  dalam urusan asmara..), interaksi pastilah sulit dihindari.
Ikhwatiy, sobat muslim yang berbahagia….
Bukan suatu hal yang tabu memang, bahkan merupakan fithrah manusia sendiri apabila didalam hati seseorng timbul rasa simpati atau ketertarikan dan kekaguman terhadap yang lainnya, termasuk rasa simpati terhadap lawan jenis. Yah, seperti rasa simpati seorang ikhwan terhadap keuletan dan kedisiplinan seorang akhwat temen majlisnya. Karena sudah disinyalir oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwa fitnah terbesar yang akan menimpa kaum adam adalah fitnah kaum hawa (perempuan)   
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ
"Tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah setelahku yang lebih dahsyat bagi kaum laki-laki melebihi fitnah wanita." [H.R Al Bukhori dan Ahmad]
Juga dalam hadits yang lain, kita diperintahkan untuk berhati-hati dengan fitnah ini.
"Sesungguhnya dunia itu hijau dan manis, dan sesungguhnya Allah 'azza wajalla menjadikan kalian sebagai khalifah di dalamnya, agar Dia bisa melihat apa yang kalian lakukan, maka takutlah kalian akan fitnah dunia dan fitnah wanita, karena fitnah pertama kali yang menimpa bani Israil adalah fitnah wanita." [H.R Ahmad]
Maka ikhwatiy, sobat muslim…..
Sesulit apapun hal tersebut, kita sebagai aktivis dakwah yang mengetahui sayri’at islam, kita harus tetap  berusaha menghindarinya, karena ini memang termasuk tantangan dalam dakwah. Nggak salah memang kalo kita berdakwah kepada lawan jenis, tapi harus bisa membentengi diri dari dampak dan fitnah yang akan timbul karenanya. Kalo kata temen, biasanya contoh yang sering melanda para remaja muslim yang semangat dalam dakwahnya adalah ketika dakwah lewat sms (hari gini gitu loh…). Karena sudah berada dalam satu halaqoh dan ada relasi koordinasi dalam organisasinya, tak ayal para ikhwan dan akhwat saling bertukar kontak dengan alasan untuk memudahkan pelaksanaan tanggung jawab yang mereka pegang dalam organisasi. Awalnya sih memang dimanfaatkan buwat kepentingan majlis ta’lim mereka, namun lama-lama timbul komunikasi yang lebih intens, si ikhwan sering-sering kirim sms nasehat (kalo yang ini sih masih ma’lum ya) tapi lama-lama keluar deh sms-sms gombalnya (kalo istilahnya sih sms lebay). Wah bahaya nih kalo dah kayak gini, bisa-bisa majlis dakwahnya jadi ajang ketemuan antar lawan jenis yang sedang kasmaran, hehehe,,,,,.  Jangan sampe terjadi deh pokoknya hal semacam ini. (na’udzu billahi min dzalik).
Ikhwatiy, sobat muslim yang dirahmati Allah……
Oleh karena dilema-dilema seperti diataslah kami ingin berbagi tips atau kiat kepada para ikhwan dan akhwat agar tidak terjerumus lebih jauh kedalam paradigma dakwah dikalangan kita kaum remaja. Terutama saat rasa kagum yang berlebihan (rasa cinta) tadi melanda kita. 
Ikhwan dan akhwat, kita semua tentunya tau bahwa syari’at Islam melarang pacaran, nggak ada istilah itu dalam dunia remaja muslim, namun bagaimana dengan para ikhwah yang kadung deket dengan temen lawan jenisnya dan seolah-olah menganggap hubungannya sekedar hubungan biasa lantas berpikir “tak mengapalah, toh ana nggak ada rasa suka sama dia”, ya memeang pertama nggak ada rasa suka, namun ternyata syetan lebih pintar dari manusia, dari kedekatannya tersebut maka timbullah fitnah, apakah fitnah tersebut ayyuhal ikhwah?, diantara fitnah tersebut adalah rasa rindu,ingin tahu keadaannya, ter bayang-bayang wajahnya dan terngiang-ngiang suaranya, Na’udzu billah. Nah,  Agar nggak terjerumus kedalam fitnah tersebut, maka kami sarankan buat para ikhwah  untuk mencoba kiat kiat berikut :
1. Bagi para ikhwah yang memang sudah siap untuk menikah, khususnya para ikhwan ni, nggak usah ditunda-tunda lagi kalo memang keadaannya sudah memungkinkan. Segera hubungi ustadz untuk membantu proses khitbah antum. Bagi para akhwat, nggak ada salahnya untuk meminta kepada orang tua atau kerabatnya untuk mencarikan ikhwan yang sholih yang dah siap datang mengkhitbah. Karena hal yang demikian ini lebih selamat bagi para remaja yang sudah tidak bisa lagi membentengi diri dari berhubungan lawan jenis di luar nikah, daripada sampai terjerumus dalam perzinaan kan?, sekali lagi na’udzu billah deh pokoknya. 
Kaitannya dengan hal ini Nabi saw telah bersabda :


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah memperoleh kemampuan (menghidupi rumah tangga), maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya, perhikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan menjaga kemaluan. Dan, barangsiapa belum mampu melaksanakannya, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan meredakan gejolak hasrat seksual." [Riwayat Muslim]. Dan dalam lafadz riwayat imam Tirmidzi :


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ عَلَيْكُمْ بِالْبَاءَةِ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai para pemuda, menikahlah! Karena (nikah) itu lebih bisa menjaga pandangan dan kemaluan kalian. Barangsiapa yang belum mampu, mala hendaklah ia  berpuasa. Sebab, puasa itu adalah perisai."
Ikhwah muslim…..
Yang perlu diperhatikan dari kutipan hadits diatas adalah kata “الْبَاءَةَ”, secara bahasa kata الْبَاءَةَ berarti “jima’/ hubungan suami istri” (maaf, jangan sampai ada yang berpikiran yang berlebih lho).  Namun dalam pengertian secara bahasa para ulama’ memiliki dua pendapat. Pendapat yang pertama, pengertian الْبَاءَةَ sebagaiman pegertiannya secara bahasa, meskipun pengertiannya adalah “hubungan suami istri” namun ulama’ mengatakan harus tetap memiliki kemampuan dalam memberi nafkah kepada istri setelah menikah .
Pendapat yang kedua : maksud dari الْبَاءَةَ adalah kemampuan untuk menafkahi istri dan keluarga selepas menikah nantinya.
Para ikhwah,dari dua pendapat yang berbeda yang disampaikan oleh para ulama’ ini dapat ditemukan dalam satu titik pemahaman, yaitu yang dimaksud dengan الْبَاءَةَ disini adalah kemampuan untuk menafkahi keluarga secara lahir dan batin, baik jima’ ataupun kemampuan dalam member nafkah yang berupa sandang, papan dan pangan.
Jadi buat para ikhwah jangan sampai salah paham dalam menyimpulkan makna الْبَاءَةَ ya…?.
Lantas bagaimana dengan yang belum mampu الْبَاءَةَ ?, masih berkaitan dengan hadits diatas yaitu hendaklah membiasakan dengan berpuasa sunnah, karena dengan puasa sel-sel darah menjadi menyempit sehingga bisa membantu dalam mengekang hawa nafsu. Nggak berat kux insya Allah……
2. Nah kiat yang berikutnya para ikhwah, adalah berusaha untuk ikhlas semata karena Allah dalam beribadah. Hindari rasa riya’, semangat ibadah karena pujian dan perhatian manusia, terutama dengan tujuan pengen dianggap wah oleh si pujaan hati ni, wah bahaya tuh. Segera introspeksi dan ikhlaskan niat dalam ibadah semata kepada Allah ta’ala. Karena apabila seseorang sudah bisa bener-bener ikhlas dalam beribadah maka timbullah rasa cintanya kepada Allah yang mampu mengalahkan segala cinta dan kerinduan kepada selainNya. Syaikhul Islam pun pernah mengatakan “sungguh apabila hati telah merasaakan manisnya ibadah kepada Allah dan telah ikhlas hanya kepadaNya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis dari manisnya ibadah kepada Allah ta’ala”.
Maka ayyuhal ikhwah, apabila seseorang sudah merasakan keindahan dan kenikmatan cinta kepada Allah dengan beribadah kepadaNya, maka ia tidak akan ingin beralih kepada cinta yang lain, karena puncak kecintaan yang tertinggi adalah cinta kepada Allah ta’ala.
3. Hal yang tidak boleh ditinggalkan oleh para ikhwan apabila dilanda rasa kagum yang berlebih, interaksi dan kerinduan terhadap lawan jenis sedangkan antum belum mampu untuk menikah adalah jangan sampai lupa berdo’a memohon kepada Allah ta’ala agar terlepas dan dijauhkan dari fitnah-fitnah tersebut. Tentunya do’a yang sungguh-sungguh lah ya….?, maksudnya adalah doa yang dibarengi dengan usaha kita untuk menjauhkan diri dari sebab-sebab yang menimbulkan fitnah tersebut. Karena ingatlah para ikhwah, bahwa setiap do’a itu bermanfaat, meskipun tidak Allah kabulkan secara langsung. Karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam riwayat imam Ahmad :
"Tidaklah seorang muslim yang berdo’a dengan do’a yang tidak untuk keburukan dan tidak untuk memutus tali kekeluargaan, kecuali Allah akan memberinya tiga kemungkinan; do’anya akan segera dibalas, akan ditunda sampai di akhirat, atau ia akan dijauhkan dari keburukan yang semisal. "
Maka bersabarlah antum dalam berdoa, karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan do’a seorang hamba yang ikhlas memohon kepadaNya.
4. Yang nggak kalah pentingnya ni ayyuhal ikhwah, yaitu dengan cara menundukkan pandangan yang kita kenal dengan istilah “Ghodhul bashar”. Apa sih menundukkan pandangan itu?, apakah dengan cara kita selalu menunduk di setiap tempat? Selalu menunduk ketika berjalan? Repot dong ya kalo begitu? (ngaco nih…). Tapi bukan menundukkan pandangan seperti ini yang dimaksud. Terus yang bagaimana?
Menundukkan pandangan yang dimaksud disini adalah menundukkan atau memalingkan pandangan dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah ta’ala. Terkhusus lagi yang masuk kedalam pembahasan kita kali ini adalah menundukkan pandangan dari hal-hal yang mampu membangkitkan syahwat. Menurut Ibnu Taimiyah, “menundukkan pandangan dapat dilakukan dengan tidak melihat aurat baik lawan jenis atau  yang sejenis (laki-laki memandang aurat perempuan atau laki-laki memandang aurat sesama laki-laki dan sebaliknya) atau dengan tidak memandang wanita yang bukan mahram baginya.”
Maka dengan menahan pandangan ini, seseorang mampu meredam gejolak syahwat yang berkobar dalam hatinya (tuh, dah kayak api aja ya….?). Pandangan pertama yang tidak sengaja itu tidak mengapa, namun apabila pandangan tersebut berulang-ulang (diulangi dengan sengaja) maka itulah yang menjadi penyebab maksiat dan dosa. Sebagaimana yang tersebut dalam hadits dari Jarir bin Abdullah ia berkata; Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang memandang wanita secara tidak sengaja, maka beliau pun menyuruhku seraya bersabda: "Palingkanlah pandanganmu."
Begitu juga pada saat Rasulullah bersabda kepada sahabat Ali radhiyallahu ‘anhu,


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَلِيٍّ يَا عَلِيُّ لَا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ali: "Wahai Ali, janganlah engkau ikutkan pandangan pertama dengan pandangan yang lain (berikutnya), sesungguhnya bagimu pandangan yang pertama tidak pandangan yang lainnya (berikutnya)."
Karena pandangan yang berturut-turut, terutama apabila pandangan itu kepada lawan jenis maka akan menimbulkan perasaan ketertarikan yang selanjutnya akan membuahkan rasa rindu dalam hati. Al ‘iyadzu billah…..
Dari mana datangnya lintah? ?????, hehe, para ikhwah dah lebih faham lah kayaknya.
5. Menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat baik bagi dunia maupun akhiratnya. Karena apabila seseorang lebih banyak memiliki waktu luang yang tidak  dimanfaatkan dengan hal-hal yang baik, maka akan semakin banyak juga kesempatannya untuk memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan membayangkan hal-hal yang diharamkan. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh seorang sufi kepada imam Syafi’I “apabila kamu tidak menyibukkan dirimu dengan hal-hal yang baik, maka dirimu akan disibukkan dengan hal-hal yang kurang baik (buruk).”
Dengan banyaknya aktivitas masing-masing ikhwan atau akhwat dalam hal – hal yang bernilai positif, maka ini akan membantu mereka dalam menghilangkan pikiran dan lamunan mereka terhadap lawan jenis yang mereka kagumi tadi. Contohnya ni ikhwah, sebagai remaja yang aktif dalam bidang dakwah kita bisa menyibukkan diri kita dengan mengkaji kitab-kitab baik yang turots atau yang kontemporer yang layak kita kaji, berdiskusi atau bisa juga dengan menulis ilmu yang kita pahami dan kemudian kita publikasikan melalui blog,, (hehe bukannya narsis ni….). atau bahkan facebookan yang sebagian orang menggunakannya dalam hal yang makruh (minimal) pun dapat kita fungsikan dalam hal-hal yang bermanfaat, seperti dengan mengupdate status dengan hadits nabi dan nasehat para ulama’, memanfaatkan sarana chating sebagai media diskusi dan berbagi ilmu agama dan sebagainya. Kerren kan…..? , jadi nggak sia-sia waktu kita.^_^.
6. Menghindari nyanyian-nyanyian dan sinetron-sinetron yang romantis (percintaan), yang bisa menjadi faktor munculnya pikiran kotor dan mengangan-angan hal yang diharamkan. Apalagi jenis nyanyian dan sinetron hari ini yang paling nggak 92% diantaranya bertema percintaan dan kesyirikan. Be carefull deh pokoknya bwat ikhwah semua……
Ibnu mas'ud pernah berkata bahwa nyanyian itu dapat menumbuhkan sifat kemunafikan dalam hati sebagaimana air yang dapat menumbuhkan tanaman-tanaman. 
Fudhail bin Iyyadl juga berkata nyanyian itu adalah mantera-mantera zina.
7. Yang terakhir ni ikhwah, yang nggak boleh ditinggalkan tentunya ^.^,( bikin penasaran aja ya?), tak dapat dipungkiri nih kalo seorang ikhwan falling in love pada seorang akhwat temen majlisnya karena melihat sisi-sisi positif yang ada pada diri sang akhwat atau sebaliknya vagi sang akhwat. Nah, makanya nih ikhwah, nggak adil kalo cara menilainya seperti itu. Sama temen yang lain aja diakui kekurangan  dan kelebihannya, tapi mengapa kalo sama si akhwat yang jamilah hanya diakui sifat baiknya saja, padahal sebenernya si akhwat tadi juga punya sifat negatif. Makanya nih kiat yang kami maksud, lihat juga sisi negatif yang dimiliki sang akhwat yang dah terlanjur jadi pujaan hati antum.  Yah…, yang namanya manusia kan nggak ada yang sempurna kecuali Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Ikhwah fillah, setidaknya kiat-kiat diatas dapat kita coba bwat ngurangin rasa kekaguman dan kerinduan sama lawan jenis (bagi temen yang sudah terjangkit Virus si merah jambu) juga dapat menjaga diri kita dari terjerumus kedalam dosa besar yaitu zina. Sekian dulu ya para khwah, moga bermanfaat dan nggak bosen baca artikel-artikel kami. O ya…, saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu di kolom komentar dibawah ya…., dan yang paling penting semoga kita selalu diberi kemampuan untuk komitmen dalam melaksanakan amanah dakwah ini serta diberi kemudahan dalam menuntut ilmu din sebanyak-banyaknya. Amiin….
Jazakumullahu khoiron katsiron. 
Salam ukhuwah.

SIKAP LAPANG DADA SALMAN AL FARISI


Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.
Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

WASPADAI SIKAP GHULUW (OVER)



Sebagai umat islam terutama kaum remaja yang selalu berkewajiban melaksanakan segala perintahNya baik yang berupa ibadah ataupun yang berupa muamalah, tak jarang kita merasakan naik turun semangat. Naik turunnya semangat tersebut dipengaruhi oleh keimanan dalam hati yang sering berbolak-balik. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam :
إِنَّمَا سُمِّيَ الْقَلْبُ مِنْ تَقَلُّبِهِ إِنَّمَا مَثَلُ الْقَلْبِ كَمَثَلِ رِيشَةٍ مُعَلَّقَةٍ فِي أَصْلِ شَجَرَةٍ يُقَلِّبُهَا الرِّيحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ
"Hati dinamakan Qalbu karena mudah terombang-ambing (terbolak-balik). Sesungguhnya perumpamaan hati, hanyalah seperti sehelai rambut di atas sebatang pohon yang diombang-ambing oleh angin. [H.R. Ahmad]
Juga sabda beliau dalam riwayat imam Muslim dari sahabat Abdullah bin Amr bin ‘Ash                        
إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاء
"Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu wa Ta'ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya."
 Namun sayangnya, yah nggak bisa dipungkiri seluruhnya sih, apalagi yang namanya remaja kadang kalau lagi semangat memang seakan-akan yang lain nggak ada apa-apanya. Saat semangat ikut ta’lim dan pengajian, dimanapun mendengar ada kegiatan yang berbau islami dan ruhani “kemanapun ana ladeni deh pokoknya, meskipun sampai negeri Cina” (subhanallah, semangat pejuang nasionalis pun kalah tuh…), bahkan sampai-sampai ninggalin kewajiban lain yang mestinya lebih ia utamakan. Tapi kalau lagi males, udah deh, semangat yang tadinya membara bagaikan kobaran api seolah-olah langsung padam tanpa asap. Boro-boro ikut ta’lim, baca Qur’an saja ogah-ogahan,”udah pinter ngapain ikut ta’lim, mendingan dirumah nonton TV”. Astaghfirullah, Inilah yang dimaksud dengan ghuluw dalam ibadah.
 Ikhwah fillah…..
Apa sih pengertian ghuluw itu ?
 Kata “Ghuluw” adalah kata dari bahasa Arab yang berasal dari kata “ghalaa-yaghluw” yang berarti melampaui batas. Martabat atau kedudukan yang melampaui hak disebut “ghalwun”. Sedangkan ghuluw dalam islam adalah melampaui apa yang telah ditetapkan oleh syari’at baik berupa keyakinan maupun amalan. Makanya perlu kita muhasabah lagi nih, apakah amalan ibadah kita selama ini sedah sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan dalam syar’i. disinilah pentingnya kita mempelajari sunah Rasulullah dan hukum-hukum ibadah yang telah ditetapkan oleh para ulama’.
 Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin rahimahullah juga menjelaskan bahwa ghuluw didalam ibadah artinya terlalu bersikap keras. Padahal dengan memandang adanya sedikit saja kekurangan dalam ibadah (yang telah tsabit/ ditetapkan) telah divonis sebagai bentuk kekufuran serta keluar dari ajaran islam. Sebagaiman halnya ghuluw yang dilakukan oleh kelompok khowarij yang berpendapat bahwa seseorang yang telah melakukan salah satu dari dosa-dosa besar berarti ia telah kufur (keluar dari millah), golongan ini juga membolehkan untuk memberontak kepada pemerintah muslim yang adil. Sebagaimana juga kelompok Mu’tazilah berpendapat bahwa seseorang yang melakukan dosa besar ia berada diantara dua keadaan, antara kekufuran dan keimanan.
Sobat muslim semua…..,
  Sikap ghuluw menurut Ar Rabi’ ada dua bentuk  :
 Pertama : Orang yang ghuluw dalam agama sehingga timbul keraguan dan kebencian terhadap agama dengan (menganggap bahwa syariat islam belum sempurna-ed).
 Kedua  : Orang yang kurang pengamalan dalam melaksanakan syari’at, sehingga mereka mendurhakai perintah Robb mereka. (Jami’ul Bayyan 4/373).
Sobat muslim yang bahagia…. ;-)
 Jenis golongan yang pertama tadi, adalah golongan yang sudah keblinger dalam beramal, bersikap ekstrim dan (maaf) sok pinter lah kalo bahasa kasarnya. Sedangkan golongan yang kedua adalah golongan yang meremehkan dan menganggap dirinya tidak butuh kepada Allah ta’ala. Padahal Allah mewajibkan hambaNya untuk beribadah kepadaNya itu bukan karena Allah butuh kepada ibadah tersebut, Allah kan maha kaya ya?. Bahkan justru manusia lah yang tidak memiliki daya dan kekuatan kecuali atas kehendakNya.
Hal-hal yang menyebabkan GHULUW
sobat muslim, ghuluw bukanlah sifat atau tabi’at buruk yang bisa muncul begitu saja pada diri seseorang. Penyakit ghuluw ini dapat menjangkit pada diri seseorang karena ada sebab-sebab lain, diantara sebab-sebab yang harus diwaspadai oleh kita semua adalah :
1. (Jahil) bodoh dari ilmu agama yang benar.
Jangankan hari ini, pada masa yang ulama’nya berada dimana-mana saja sudah banyak fitnah dan kebohongan yang mengatas namakan agama dan sunah rosul. Apalagi hari ini, ilmu agama seolah-olah sudah dianggap sebagai hal yang kuno (bahkan orang-orang yang berpegang dan beramal dengan ilmu yang benar justru dianggap sebagai extrimis, fundamentalis, teroris dan tuduhan-tuduhan miring yang lainnya, ya kan?). adapun orang yang sedikit perhatian dengan amalan ibadahnya, mereka hanya berdalil dengan apa yang telah dilakukan oleh generasi sebelum mereka dengan sikap masa bodoh apakah itu sesuai dengan syari’at atau tidak tanpa mempedulikan dalil-dalil shohihnya. Akhirnya orang-orang yang seperti ini tidak mengerti dan tidak memahami batas-batas syari’at yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al Qur’an dan rasulNya dalam as sunah serta oleh para ulama’ dalam ijtihad mereka, sehingga memahami nash-nash yang mereka ketahui dengan pemahaman akal mereka sendiri.
Contohnya ni, dalam masalah rukhsoh. Banyak orang yang memberatkan diri dalam beribadah ketika dalam keadaan sulit, padahal agama islam bukanlah agama yang mempersulit umatnya sedikitpun. Kemudian dalam masalah halal dan haram, banyak diantara manusia yang mengharamkan yang telah dihalalkan Allah dan menghalalkan yang diharamkan Allah disebabkan karena kesombongan dan kebodohan mereka terhadap dalil-dalil yang shohih.
2. Cenderung mengikuti hawa nafsu dan syahwat.
Termasuk didalamnya adalah mengikuti bisikan setan padahal telah jelas disebutkan dalam al Qur’an bahwa setan adalah musuh nyata bagi manusia dan penyesat  manusia. Padahal ni ikhwan, sebenere manusia itu diciptakan dalam keadaan jauh lebih sempurna dari setan dan iblis, tapi mengapa kita sering dikalahkan dengan bisikan dan rayuannya? Mestinya kita kan malu ya?.
Fenomena yang banyak kita dapati hari ini, kebanyakan manusia menuhankan hawa nafsunya dari pada mengikuti petunjuk dari ilmu yang mereka dapat. Diantara bentuk sikap-sikap yang mengindikasikan bahwa seseorang mengikuti hawa nafsunya ni ikhwah, seperti :
a. Mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat (samar ma’nanya) dan meninggalkan yang muhkamat (jelas ma’nanya)
b. Berpaling dari kebenaran yang nyata dengan mencari-cari alasan demi membenarkan argumentnya.
c. Mencari-cari alasan dan kemudahan pada hal-hal yang samar tanpa bersandar pada dalil syar’i.
d. Mengikuti syahwat dengan mengatas namakan agama.
e. Tidak adil da tidak konsekwen dalam ucapan, perbuatan, ketaatan dan loyalitas.
maka agar terhindar dari sebab yang ketiga ini, perlu kita perhatikan dan renungi firman Allah dalam surat Shad ayat 26
“…..dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”
3. Mengambil dalil dari hadits-hadits dhoif (lemah) dan maudlu’ (palsu)
Ana jadi inget dengan cerita ustadz ana yang pernah didebat seseorang dengan membawakan dalil hadits dho’if, beliau menjelaskan kepada orang tadi bahwa hadits yang jadikan dalil tadi adalah hadits yang statusnya dho’if (lemah periwayatannya). Namun sungguh mengagetkan sekaligus menggelikan, tahu nggak ikhwah orang tadi justru membalas dengan ucapannya “dhoif dhoif kan hadits juga ustadz?” (orang yang ngeyel pikir ana). Ini tidak lebih karena ia ingin membela pendapatnya yang berdasarkan hawa nafsu. Memang si, ada ulama’ hadits yang berpendapat bahwa hadits yang dhoif dapat digunakan dalil dalam fadhoilul a’mal (keutamaan amal) namun itu pun ada syarat-syarat yang mengikat. Meski demikian juga, ada beberapa ulama’ yang mengharamkan berdalil (dalam hukum) dengan hadits dhoif, diantaranya Yahya bin Ma’in, Imam Bukhori, Imam Muslim, Ibnu Hazm dan syeikh Al Albani. Kalo yang dloif aja diharamkan apalagi yang maudlu’?
4. Bertasyabuh dan mengekor pada orang-orang kafir (non muslim)
Bentuk tasyabuh (menyerupai orang-orang kafir dalam hal yang tidak ada nashnya dalam alQur’an dan sunah) dapat kita jumpai dimana-mana pada masa sekarang ini, justru remaja seperti kita inilah yang banyak menjadi korban sekaligus pelakunya. Dapat kita introspeksi sendiri lah bentuk amalan apa aja yang sumber ajarannya mengekor pada tradisi barat dan orang-orang kafir. Tasyabuh terhadapp orang kafir haram hukumnya, disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi : “barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia menjadi bagian dari kaum tersebut”
Dampak dari GHULUW
 Ikhwatiy fillah…,
 Telah kita ketahui bersama bagaiman sikap ghuluw itu (sebagiannya), maka agar kita bisa waspada dan berhati-hati serta menghindarkan diri dari sifat sikap yang tercela ini, perlu kita ketahui diantara dampak-dampak darinya;
1. syirik
Inilah yang paling dikhawatirkan apabila sampai menimpa umat nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam, karena memang untuk memberantas kesyirikan inilah para nabi dan rasul diutus kedunia ini.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" [Q.S. An Nahl : 36]
Juga dalam ayat lain Allah mengkhabarkan bahwa syirik adalah dosa besar
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".[Q.S. Luqman:31]
 Ikhwaty, kesyirikan ini muncul pada zaman sebelum nabi Nuh. Ketika itu manusia bersikap ghuluw dalam menghormati orang-orang sholih yaitu Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr. Ketika orang-orang sholih ini meninggal, para pengikutnya yang bersikap ghuluw tadi mebuat patung yang mirip dengan mereka (Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr) dalam rangka mengenang kesholihan mereka dan sebagi penyemangat mereka dalam beribadah. Setelah generasi pengikut ini meninggal, maka syetan membisiki para keturunan mereka untuk menyembah patung-patung tersebut. Maka pada generasi berikutnya banyak orang yang beribadah dengan menyembah patung-patung buatan mereka sendiri. Na’udzu billah.
2. Futur
 Sikap yang berlebihan dalam beramal (sebenarnya bukan pada perkara ibadah aja sih….) akan mewariskan rasa kebosanan terhadap amalan tersebut, rasa futur (putus asa). Sehingga hal semacam ini sudah disinyalir oleh rasulullah dengan sabdanya :
اكْلَفُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ خَيْرَ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
"Beramallah sesuai dengan kemampuan kalian, karena sesungguhnya sebaik-baik amalan adalah yang paling rutin dikerjakan meskipun sedikit."[H.R. Ahmad & Ibnu Majah]
 Percuma saja kan ikhwah, memberatkan diri dengan amalan yang nggak sesuai dengan kemampuan diri?.padahal sahabat yang memiliki semangat luar biasa dalam ibadah saja ketika itu dilarang oleh rasulullah dari berlebihan dalam ibadah. Sebagaimana ketika Rasulullah memasuki masjid dan mendapati ada tali yang terbentang diantara tiang masjid, maka Rasulullah bertanya “tali apa ini?” sahabat yang ada disitu menjawab “ini adalah talinya Zainab (istri beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam), ia berpegang pada tali tersebut apabila ia terkantuk (lelah) dari sholatnya”, tahu nggak ikhwah apa sikap Rasulullah saat itu?, beliau memeritahkan para sahabatnya untuk melepaskan tali tersebut. Juga dengan tiga sahabat yang datang kepada ummil mukmining ibadah  menanyakan tentang ibadah Rasulullah, setelah diterangkan bagaimana ibadah rasulullah maka masing-masing dari mereka berpikir bahwa ibadah mereka tidak ada apa-apanya kalo dibanding dengan ibadah rasulullah kemudian berniat untuk sholat malam terus dan nggak tidur, puasa terus dan nggak berbuka dan berdzikir terus dan nggak menikah. Akan tetapi rasulullah melarang keghuluwan mereka tersebut, dengan bersabda “aku adalah orang yang paling bertaqwa diantara kalian, akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, sholat dan juga tidur, dan juga menikahi wanita. Maka barang siapa yang membenci sunahku, dia bukan termasuk golonganku.
 Dengan semangat beribadah yang berlebihan yang tidak dicontohkan Rasulullah, seseorang akan merasa terbebani dengan ibadah tersebut hingga akhirnya dia merasa capek dan malas beribadah. Na’udzu billahi min dzalik.
3. Sombong
Ikhwah fillah, selanjutnya orang yang ghuluw dalam beribadah akan terkena rayuan syetan untuk masuk kedalam riya’ (memperlihatkan amal baik) sehingga dengan demikian ia akan memiliki kesombongan dengan amal ibadahnya yang ia anggap lebih baik daripada yang lainnya. Padahal orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah semacam ini hanya membawa kemusnahan bagi dirinya. Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam : “wahai sekalian manusia, janganlah kalian berbuat ghuluw, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian itu musnah disebabkan sikap ghuluw mereka dalam agama” [H.R. Ibnu Majah]
 Juga sabda beliau yang memperingatkan kita dengan ancaman bagi orang yang berlaku sombong.  "Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." [H.R. Muslim]
Renungkan ikhwah, kesombongn yang beratnya biji sawi aja menghalangi kita buat masuk surga, padahal kita bisa membayangkan sendiri lah seberat apakah biji sawi itu (paling juga nggak lebih berat dari biji salak, hehe….)
4. Terjerumus kedalam Bid’ah
Dampak lain yang diakibatkan oleh ghuluw adalah perkara bid’ah, karena orang yang berlaku ghuluw sudah jelas kalo dia melakukan apa yang tidak diajarkan dalam sunah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam baik dengan menambah-nambahi ataupun menguranginya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Nah, sekarang dah jelas kan ikhwah, bahwa islam adalah agama yang moderat, tidaklah sulit dan tidak pula menyulitkan serta tidak ada pula paksaan didalamnya. Allah berfirman
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” [Al Baqarah : 185]
Demikian penjelasan tentang ghuluw yang dapat kami posting kali ini, semoga sedikit ilmu dari Allah yang kami miliki ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sebenarnya dalam posting ini kami ingin menyertakan beberapa contoh perbuatan ghuluw yang dapat kita jadikan ibrah, namun sepertinya terlalu panjang lebar. Mungkin cukup kita bahas kembali pada kolom komentar dibawah. Jazzakumullanu khoiron katsiron.
 Salam ukhuwah….

MENYIKAPI MADZHAB FIQIH


Dewasa ini kaum muslimin mengenal empat madzhab fikih yaitu madzhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali, empat madzhab ini pada hari ini dianut oleh mayoritas kaum muslimin di dunia, empat madzhab ini memiliki kitab-kitab induk yang menjadi rujukan dan pegangan dalam bermadzhab, empat madzhab ini memiliki ulama-ulama yang berkhidmat mendekatkan dan menjelaskan madzhab kepada masyarakat dan empat madzhab ini memiliki pengikut-pengikut dari kalangan kaum muslimin.

 Apa itu madzhab fikih?

Madzhab fikih adalah metode ijtihad dalam masalah-masalah furu’ syari’at Islam yang bertujuan mendekatkan hukum-hukumnya dan membuka jalan kepada hukum tersebut bagi kaum muslimin.

Sabtu, 12 Maret 2011

PEDE DONG JADI REMAJA MUSLIM



PEDE DONG JADI REMAJA MUSLIM
Sobat muslim yang smart,
Kebanyakan kasus yang kita dapati di kalangan remaja muslim adalah perasaan minder, kurang pede dan merasa katrok alias nggak bisa gaul ketika berada ditengah-tengah remaja lainnya yang memang kurang memahami ajaran islam.  Ketika melihat penampilannya yang tidak sezaman dengan trend mode yang berkembang, maka itu menjadikannya minder dalam pergaulan dan ragu dalam memberikan peran pada pergaulannya ditengah masyarakat. Padahal sebenarnya, justru remaja muslimlah yang patut dijadikan teladan dalam pergaulan dan yang seharusnya banyak memberikan peran dalam pergaulan teman-temannya. Namun hanya karena mendengar sebagian temannya ada yang beropini dan mengatakan bahwa islam adalah agama yang terbelakang dan tidak relevan dengan trend zaman, langsung deh kepercayaannya terhadap dirinya sendiri dan yang (lebih parah) terhadap agama islam menjadi berkurang dan mengendor, naudzu billah pokoknya sobat, jangan sampai hal yang semacam ini menimpa kita semua sebagai remaja yang Alhamdulillah mendapat hidayah melalui ilmu dan dinul islam.
Sobat muslim semua, yakinlah bahwa islam dengan segala syariat yang diajarkannya adalah hal yang terbaik bagi umat manusia dan semua makhluk, termasuk dalam gaya hidup dan berpakain. So, kenapa mesti minder untuk menjalankan syariat ?. Coba kita perhatikan firman Allah subhana hu wa ta’ala berikut ini :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam” [Ali Imron : 19]
Jangan minder buat kamu para cowok yang harus mengenakan celana kain yang potongannya sederhana diatas mata kaki  dengan baju koko mengenakan peci (wah pasti ganteng banget itu), n buat kamu para akhwat jangan sampai minder ketika harus mengenakan jubah yang lebar, jilbab yang besar ,menutup seluruh aurat tanpa memamerkannya sedikitpun dan sedikit keluar rumah kecuali karena suatu kebutuhan yang mendesak, karena memang itulah syari’at islam yang ada. Banyak hikmah dibalik segalanya yang semuanya demi mewujudkan kemaslahatan umat. (ujung-ujungnya juga buat kebaikan kita kan?). Allah ta’la berfirman dalam Al Qur’an :
وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
dan janganlah mereka (para wanita mukminat) menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…[An nur : 31]
Sobat muslim semua, Nikmat beragama Islam ini adalah nikmat paling istimewa yang telah diberikan-Nya. So, wajar jika rasa syukur atas nikmat ini harusnya selalu kita rasakan dan ungkapkan. Jika kita tilik  kembali  kehidupan para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim, pasti kita akan merasa kagum dan geleng kepala dengan perjuangan mereka demi mempertahankan keyakinannya terhadap agama islam. Ok lah, biar lebih dapat kita resapi, kita ambil dua contoh singkat dari dua sahabat yang termasuk dari assabiqunal awalun secara singkat. Yang pertama adalah sahabat Ammar bin Yasir yang tetap bertahan dengan keislamannya meskipun orang-orang Quraisy waktu itu menyiksanya, ayahnya dan ibunya dengan siksaan yang pastinya bikin kita semua mrinding bahkann mungkin pingsan karena sadisnya penyiksaan terhadap mereka. Karena saking beratnya siksaan waktu itu sampai-sampai sahabat Ammar mengucapkan kalimat kekufuran dengan lisannya, namun tidak sampai menjadikannya berdosa dan keluar dari islam karena didalam hatinya masih ada keimanan yang kuat. Sehingga turunlah ayat 126 dari surat Annahl.
“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa…..”
Yang kedua adalah sahabat Bilal bin Rabbah, seorang budak yang setiap waktu disiksa oleh tuannya Umayyah bin Khollaf karena mengetahui keislamannya, namun apa respon Bilal terhadap semua siksaan itu?, beliau hanya bertahan dengan mengucapkan satu kata “ahad….., ahad…..” (Allah yang maha esa). Demikianlah pengorbanan orang-orang cerdas dalam mempertahankan keislamannya, karena memang mereka tahu bahwa islamlah satu-satunya agama yang sesuai fithroh saat itu, sebagai penyempurna bagi risalah sebelumnya yang telah dibawa dan disampaikan oleh para nabi-nabi Allah.
Kalau orang-orang cerdas seperti sahabat saja memilih islam dan sampai segitunya dalam mempertahankan keislamannya, terus bagaiman dengan kita sebagi remaja yang berpendidikan dan kreatif dalam berpikir?, akankah kita masih merasa minder dan kurang pede sebagai remaja muslim ketika ada yang mengatakan bahwa islam itu ketinggalan zaman dan katrok?. Tentunya kita nggak boleh tinggal diam saat ada yang mengatakan seperti itu. Kita buktikan dan tunjukkan kepada mereka bahwa islam adalah agama yang sesuai dengan fithrah manusia, islam adalah agama yang selalu relevan dengan keadaan zaman.
Sobat muslim ……
Ada beberapa alasan simple mengapa kita harus pede sebagai remaja muslim…..
Pertama , agama Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa tuhan kita adalah Allah. Maha segalanya. Firman Allah Swt.: “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (QS al-Ikhlas [112]: 1-4)
Insya Allah ini juga bisa bikin kita pede. Kepada siapa lagi coba kita akan menyembah kecuali kepada Allah?, hanya orang yang berakal dangkal dan kerdil saja yang mnyembah kepada sesame manusia, dan yang lebih ngga’ logis lagi adalah ketika ada orang yang menyembah dan meminta kepada benda yag ia buat sendiri.Betul?
Kedua , Islam juga punya al-Quran. Ini benar-benar the amazing book . Pedoman hidup kita dari masalah yang kecil sampai yang besar, Mulai soal bersuci sampe pemerintahan dan negara. Segala aspek kehidupan manusia dari bangun tidur sampai tidur lagi dan dari dalam rahim ibu sampai kembali kealam akhirat semuanya telah disebutkan didalam al Qur’an.Wuih, mana ada kitab lain yang bisa begitu? Wah bener-bener bikin pede dan membanggakan banget.
Bahkan W.E. Hocking pun berkomentar tentang al Qur’an , “Oleh karena itu, saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa al Quran mengandung banyak prinsip yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesunguhnya dapat dikata¬kan, bahwa hingga pertengahan abad ke tiga¬belas, Islam-lah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat.” ( The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461 )
Ketiga, islam adalah agama yang dibawa dan disampaikan oleh rasul yang mulia sebagi penutup para nabi dan rasul sebelumnya,dialah Rasulullah Muhammad  shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau diakui oleh kawan dan lawannya sebagai orang yang patut disegani dan dihormati. Sampai-sampai  penulis buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia , Michael Hart, menyebutkan, “Dia (Muhammad saw.) adalah orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus (Nabi Isa) atau siapapun di dunia ini.”
Hanya keteladanan Rasulullah saja lah yang layak dijadikan kiblat bagi seluruh manusia di jagat raya ini. Belaiu bagaikan batu karang yang tangguh yang tetap bertahan meskipun diterpa badai dan ombak dalam mendakwahkan dinul islam. Ketika kaumnya menuduhnya sebagi tukang sihir dan orang gila serta mengusirnya, beliau tidak menyimpan dendam sedikit pun, justru beliau mendoakan mereka dengan kebaikan agar mau masuk islam.
 Nah, sobat muslim……, masih ngrasa minder dengan identitasmu sebagai remaja muslim?. Kalau kamu masih ngrasa minder juga dengan beberapa alasan diatas, maka cobalah introspeksi dan kembali bercermin melihat diri sendiri, apakah kita sudah merasa pede pada diri sendiri?. Rasa pede sebagai remaja muslim perlu diawali dengan rasa pede terhadap diri sendiri terlebih dahulu, karena islam adalah agama yang memberikan amanah kepada umatnya yang harus diterima dengan penuh ketundukan dan ketaatan terhadap Allah subhanahu wa ta’ala. Berikut ini sedikit ana mau berbagi tips agar bisa menambah rasa percaya diri (dalam hal positif tentunya ya?).
Pertama , mengenali diri sendiri. Lho, emangnya ada yang masih belum kenal dengan dirinya sendiri? Wah, jangan heran sob , banyak di antara kita yang nggak ngeh dan nggak yaki dengan keampuan dirinya sendiri. Caranya, Belajarlah menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar 'kekayaan' pribadi, seperti prestasi yang pernah kau raih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri.
Selanjutnya kamu mesti  sadar dengan semua aset berharga yang kamu miliki tadi. Terus,temukan pula aset yang belum bisa kamu kembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri kamu, seperti: pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, ketergantungan pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lainnya.
Kedua , menilai diri sendiri dengan jujur. Nah lho, jarang banget lho ada orang yang pandai menilai pribadinya dengan jujur. Mayoritas kalo udah bicara tentang dirinya, pasti “gue gitu lho, Orang lain mah LEWAAAT.” Nah,Kita mesti hindari prinsip yang keliru seperti ini.
Sobat muda muslim, sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang kamu miliki. Ingat lho, bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi (perubahan) diri sejak dulu sampai sekarang. Kalau kamu mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah kamu raih (meskiun itu dalam hal yang kecil menurut kamu), berarti kamu telah mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu kamu menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.
Oya, ati-ati lho, kerana ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik en ngetop, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Kalo dipikir-pikir, semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, su’udhon terhadap diri sendiri, ketidak mampuan menghargai diri sendiri hatta berusaha mati-matian menutupi jati diri. Al iyadzu billah dari yang demikian itu.
Ketiga , husnudhon (berpikir positif ) terhadap potensi diri. Cobalah kamu perangi setiap asumsi, prasangka, atau persepsi negatif yang muncul dalam benak kamu. Kamu bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody's perfect dan it's okay if I made a mistake, kekeliruan adalah hal yang wajar bagi manusia, namun sebaik-baik orang yang berbuat keliru adalah yang berani memperbaiki kekeliruannya.
Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang, dan berdaun terus berbuah deh,semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. (jiaah dah kayak pohon jeruk aja ya…?)
Itu sebabnya, jangan biarkan rasa su’udhon (pikiran negative)  menguasai pikiran dan perasaan kamu. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di review kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata benar atau tidak benar setelah berpikir panjang dan bener-bener merasiokannya, Coba ya?
Keempat , kamu bisa memasang slogan-slogan yang keren sebagai motivasi diri. Tempelin dekat meja belajarmu, atau di dinding  kamarmu : “Saya pasti bisa!”, “Saya akan belajar dari kesalahan hari ini” “Hari esok harus lebih baik dari hari ini”, “Islam pasti menang!”, “Aku ingin syahid”. Wis, pokoke sebanyak-banyaknya yang bisa menggugah semangatmu.
Kelima , berani ambil risiko. Hidup ini selalu berubah sobat. Kita mesti berani menerima resiko dari setiap usaha kita dan nggak nggak perlu lari dari setiap risiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi risiko tersebut. Contohnya, kamu nggak perlu mengikuti kebiasaan salah  orang lain untuk meng-hindari risiko dakwahmu ditolak. Jika kamu ingin mendakwahkan agama islam (bukan agama yang mengikuti hawa nafsu), pasti ada risiko dan tantangannya.
Keenam , tetapkan hadf (tujuan) yang realistis. Nah, ini perlu sobat. Kamu perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang kamu tetapkan selama ini; apakah tujuan tersebut sudah realistik atau belum. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan kamu dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian kamu akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.
Ketujuh , bersyukur dan tawakal. Wajib deh buat kita semua untuk mensyukuri nikmat dari Allah. Kita kadang sulit menghadapi hidup ini, tapi dengan banyak bersyukur, pikiran dan perasaan kita jadi lebih tenang menghadapinya. Betul nggak?
Mudah-mudahan beberapa tips diatas bisa bikin kita tambah pede, makin semangat berdakwah and tentunya tetep gaul sebagai remaja muslim yang militan insya Allah. Amiin.
Oke deh, paling nggak itu beberapa alasan kenapa kita kudu pede jadi remaja muslim. Yuk, kita sama-sama membangun rasa percaya diri dan mempertahankannya.Kita bisa mencoba mulai dari sekarang. Nggak perlu nunggu lama-lama lagi. Apalagi, kita sebagai remaja muslim dan juga pengemban amanah sebagai pelanjut tongkat estafet para rosul dan ulama’ salaf. Jazakumullahu khoiron katsiron.
Sampe jumpa dimakalah berikutnya ya…..?