Kamis, 31 Maret 2011

DILEMA AKTIVIS DAKWAH REMAJA


Ikhwatiy fillah yang dirahmati oleh Allah….
Kaifal hal nih?, moga ja selalu berada dalam hidayah, rahmah serta ma’unah Allah ta’ala ya, karena keadaan terbaik seorang hamba di dunia ini adalah ketika ia masih berada dalam hidayah islam dan iman, tak dapat dipungkiri karena sebenarnya hanya dengan keduanya lah (tentunya atas kehendak Allah ta’ala) seseorang dapat merasakan kebahagiaannya di alam dunia dan akhirat. Maka sepatutnya kita syukuri nikmat yang agung ini.
Ikhwatiy, sobat muslim…..
Kalo baca judul postingan kami kali ini, wah kayaknya kita banget ya…?, kita sebagai remaja muslim yang aktif dalam belajar ilmu addin (agama) dan bidang dakwah. Terutama buat para ikhwah yang dakwahnya dikalangan temen sesama remaja ni, entah itu halaqoh ROHIS kampus, remaja masjid, forum kajian remaja dalam ormas islam atau halaqoh lainnya yang tentunya dalam setiap pertemuan selalu berinteraksi dengan temen yang sepantar (seumuran), termasuk temen lawan jenis maksud kami, ^_^. Karena memang realistis dan fenomenal  sekali apa yang kita dapati dalam dunia dakwah seperti itu, saat ini masih sulit (kalo dikalangan umum) untuk membuat halaqoh yang khusus, ikhwan dengan halaqoh mereka sendiri dan akhwat dengan halaqoh mereka sendiri. Dipandang dari sedikitnya kuantitas mereka, baik murobbi/murobbiyahnya ataupun mad’unya (peserta).  Maka tak ayal kalo terjadi dilema diantara ikhwan dan akhwat tersebut (apalagi dilema  dalam urusan asmara..), interaksi pastilah sulit dihindari.
Ikhwatiy, sobat muslim yang berbahagia….
Bukan suatu hal yang tabu memang, bahkan merupakan fithrah manusia sendiri apabila didalam hati seseorng timbul rasa simpati atau ketertarikan dan kekaguman terhadap yang lainnya, termasuk rasa simpati terhadap lawan jenis. Yah, seperti rasa simpati seorang ikhwan terhadap keuletan dan kedisiplinan seorang akhwat temen majlisnya. Karena sudah disinyalir oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwa fitnah terbesar yang akan menimpa kaum adam adalah fitnah kaum hawa (perempuan)   
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ
"Tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah setelahku yang lebih dahsyat bagi kaum laki-laki melebihi fitnah wanita." [H.R Al Bukhori dan Ahmad]
Juga dalam hadits yang lain, kita diperintahkan untuk berhati-hati dengan fitnah ini.
"Sesungguhnya dunia itu hijau dan manis, dan sesungguhnya Allah 'azza wajalla menjadikan kalian sebagai khalifah di dalamnya, agar Dia bisa melihat apa yang kalian lakukan, maka takutlah kalian akan fitnah dunia dan fitnah wanita, karena fitnah pertama kali yang menimpa bani Israil adalah fitnah wanita." [H.R Ahmad]
Maka ikhwatiy, sobat muslim…..
Sesulit apapun hal tersebut, kita sebagai aktivis dakwah yang mengetahui sayri’at islam, kita harus tetap  berusaha menghindarinya, karena ini memang termasuk tantangan dalam dakwah. Nggak salah memang kalo kita berdakwah kepada lawan jenis, tapi harus bisa membentengi diri dari dampak dan fitnah yang akan timbul karenanya. Kalo kata temen, biasanya contoh yang sering melanda para remaja muslim yang semangat dalam dakwahnya adalah ketika dakwah lewat sms (hari gini gitu loh…). Karena sudah berada dalam satu halaqoh dan ada relasi koordinasi dalam organisasinya, tak ayal para ikhwan dan akhwat saling bertukar kontak dengan alasan untuk memudahkan pelaksanaan tanggung jawab yang mereka pegang dalam organisasi. Awalnya sih memang dimanfaatkan buwat kepentingan majlis ta’lim mereka, namun lama-lama timbul komunikasi yang lebih intens, si ikhwan sering-sering kirim sms nasehat (kalo yang ini sih masih ma’lum ya) tapi lama-lama keluar deh sms-sms gombalnya (kalo istilahnya sih sms lebay). Wah bahaya nih kalo dah kayak gini, bisa-bisa majlis dakwahnya jadi ajang ketemuan antar lawan jenis yang sedang kasmaran, hehehe,,,,,.  Jangan sampe terjadi deh pokoknya hal semacam ini. (na’udzu billahi min dzalik).
Ikhwatiy, sobat muslim yang dirahmati Allah……
Oleh karena dilema-dilema seperti diataslah kami ingin berbagi tips atau kiat kepada para ikhwan dan akhwat agar tidak terjerumus lebih jauh kedalam paradigma dakwah dikalangan kita kaum remaja. Terutama saat rasa kagum yang berlebihan (rasa cinta) tadi melanda kita. 
Ikhwan dan akhwat, kita semua tentunya tau bahwa syari’at Islam melarang pacaran, nggak ada istilah itu dalam dunia remaja muslim, namun bagaimana dengan para ikhwah yang kadung deket dengan temen lawan jenisnya dan seolah-olah menganggap hubungannya sekedar hubungan biasa lantas berpikir “tak mengapalah, toh ana nggak ada rasa suka sama dia”, ya memeang pertama nggak ada rasa suka, namun ternyata syetan lebih pintar dari manusia, dari kedekatannya tersebut maka timbullah fitnah, apakah fitnah tersebut ayyuhal ikhwah?, diantara fitnah tersebut adalah rasa rindu,ingin tahu keadaannya, ter bayang-bayang wajahnya dan terngiang-ngiang suaranya, Na’udzu billah. Nah,  Agar nggak terjerumus kedalam fitnah tersebut, maka kami sarankan buat para ikhwah  untuk mencoba kiat kiat berikut :
1. Bagi para ikhwah yang memang sudah siap untuk menikah, khususnya para ikhwan ni, nggak usah ditunda-tunda lagi kalo memang keadaannya sudah memungkinkan. Segera hubungi ustadz untuk membantu proses khitbah antum. Bagi para akhwat, nggak ada salahnya untuk meminta kepada orang tua atau kerabatnya untuk mencarikan ikhwan yang sholih yang dah siap datang mengkhitbah. Karena hal yang demikian ini lebih selamat bagi para remaja yang sudah tidak bisa lagi membentengi diri dari berhubungan lawan jenis di luar nikah, daripada sampai terjerumus dalam perzinaan kan?, sekali lagi na’udzu billah deh pokoknya. 
Kaitannya dengan hal ini Nabi saw telah bersabda :


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah memperoleh kemampuan (menghidupi rumah tangga), maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya, perhikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan menjaga kemaluan. Dan, barangsiapa belum mampu melaksanakannya, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan meredakan gejolak hasrat seksual." [Riwayat Muslim]. Dan dalam lafadz riwayat imam Tirmidzi :


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ عَلَيْكُمْ بِالْبَاءَةِ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai para pemuda, menikahlah! Karena (nikah) itu lebih bisa menjaga pandangan dan kemaluan kalian. Barangsiapa yang belum mampu, mala hendaklah ia  berpuasa. Sebab, puasa itu adalah perisai."
Ikhwah muslim…..
Yang perlu diperhatikan dari kutipan hadits diatas adalah kata “الْبَاءَةَ”, secara bahasa kata الْبَاءَةَ berarti “jima’/ hubungan suami istri” (maaf, jangan sampai ada yang berpikiran yang berlebih lho).  Namun dalam pengertian secara bahasa para ulama’ memiliki dua pendapat. Pendapat yang pertama, pengertian الْبَاءَةَ sebagaiman pegertiannya secara bahasa, meskipun pengertiannya adalah “hubungan suami istri” namun ulama’ mengatakan harus tetap memiliki kemampuan dalam memberi nafkah kepada istri setelah menikah .
Pendapat yang kedua : maksud dari الْبَاءَةَ adalah kemampuan untuk menafkahi istri dan keluarga selepas menikah nantinya.
Para ikhwah,dari dua pendapat yang berbeda yang disampaikan oleh para ulama’ ini dapat ditemukan dalam satu titik pemahaman, yaitu yang dimaksud dengan الْبَاءَةَ disini adalah kemampuan untuk menafkahi keluarga secara lahir dan batin, baik jima’ ataupun kemampuan dalam member nafkah yang berupa sandang, papan dan pangan.
Jadi buat para ikhwah jangan sampai salah paham dalam menyimpulkan makna الْبَاءَةَ ya…?.
Lantas bagaimana dengan yang belum mampu الْبَاءَةَ ?, masih berkaitan dengan hadits diatas yaitu hendaklah membiasakan dengan berpuasa sunnah, karena dengan puasa sel-sel darah menjadi menyempit sehingga bisa membantu dalam mengekang hawa nafsu. Nggak berat kux insya Allah……
2. Nah kiat yang berikutnya para ikhwah, adalah berusaha untuk ikhlas semata karena Allah dalam beribadah. Hindari rasa riya’, semangat ibadah karena pujian dan perhatian manusia, terutama dengan tujuan pengen dianggap wah oleh si pujaan hati ni, wah bahaya tuh. Segera introspeksi dan ikhlaskan niat dalam ibadah semata kepada Allah ta’ala. Karena apabila seseorang sudah bisa bener-bener ikhlas dalam beribadah maka timbullah rasa cintanya kepada Allah yang mampu mengalahkan segala cinta dan kerinduan kepada selainNya. Syaikhul Islam pun pernah mengatakan “sungguh apabila hati telah merasaakan manisnya ibadah kepada Allah dan telah ikhlas hanya kepadaNya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis dari manisnya ibadah kepada Allah ta’ala”.
Maka ayyuhal ikhwah, apabila seseorang sudah merasakan keindahan dan kenikmatan cinta kepada Allah dengan beribadah kepadaNya, maka ia tidak akan ingin beralih kepada cinta yang lain, karena puncak kecintaan yang tertinggi adalah cinta kepada Allah ta’ala.
3. Hal yang tidak boleh ditinggalkan oleh para ikhwan apabila dilanda rasa kagum yang berlebih, interaksi dan kerinduan terhadap lawan jenis sedangkan antum belum mampu untuk menikah adalah jangan sampai lupa berdo’a memohon kepada Allah ta’ala agar terlepas dan dijauhkan dari fitnah-fitnah tersebut. Tentunya do’a yang sungguh-sungguh lah ya….?, maksudnya adalah doa yang dibarengi dengan usaha kita untuk menjauhkan diri dari sebab-sebab yang menimbulkan fitnah tersebut. Karena ingatlah para ikhwah, bahwa setiap do’a itu bermanfaat, meskipun tidak Allah kabulkan secara langsung. Karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam riwayat imam Ahmad :
"Tidaklah seorang muslim yang berdo’a dengan do’a yang tidak untuk keburukan dan tidak untuk memutus tali kekeluargaan, kecuali Allah akan memberinya tiga kemungkinan; do’anya akan segera dibalas, akan ditunda sampai di akhirat, atau ia akan dijauhkan dari keburukan yang semisal. "
Maka bersabarlah antum dalam berdoa, karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan do’a seorang hamba yang ikhlas memohon kepadaNya.
4. Yang nggak kalah pentingnya ni ayyuhal ikhwah, yaitu dengan cara menundukkan pandangan yang kita kenal dengan istilah “Ghodhul bashar”. Apa sih menundukkan pandangan itu?, apakah dengan cara kita selalu menunduk di setiap tempat? Selalu menunduk ketika berjalan? Repot dong ya kalo begitu? (ngaco nih…). Tapi bukan menundukkan pandangan seperti ini yang dimaksud. Terus yang bagaimana?
Menundukkan pandangan yang dimaksud disini adalah menundukkan atau memalingkan pandangan dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah ta’ala. Terkhusus lagi yang masuk kedalam pembahasan kita kali ini adalah menundukkan pandangan dari hal-hal yang mampu membangkitkan syahwat. Menurut Ibnu Taimiyah, “menundukkan pandangan dapat dilakukan dengan tidak melihat aurat baik lawan jenis atau  yang sejenis (laki-laki memandang aurat perempuan atau laki-laki memandang aurat sesama laki-laki dan sebaliknya) atau dengan tidak memandang wanita yang bukan mahram baginya.”
Maka dengan menahan pandangan ini, seseorang mampu meredam gejolak syahwat yang berkobar dalam hatinya (tuh, dah kayak api aja ya….?). Pandangan pertama yang tidak sengaja itu tidak mengapa, namun apabila pandangan tersebut berulang-ulang (diulangi dengan sengaja) maka itulah yang menjadi penyebab maksiat dan dosa. Sebagaimana yang tersebut dalam hadits dari Jarir bin Abdullah ia berkata; Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang memandang wanita secara tidak sengaja, maka beliau pun menyuruhku seraya bersabda: "Palingkanlah pandanganmu."
Begitu juga pada saat Rasulullah bersabda kepada sahabat Ali radhiyallahu ‘anhu,


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَلِيٍّ يَا عَلِيُّ لَا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ali: "Wahai Ali, janganlah engkau ikutkan pandangan pertama dengan pandangan yang lain (berikutnya), sesungguhnya bagimu pandangan yang pertama tidak pandangan yang lainnya (berikutnya)."
Karena pandangan yang berturut-turut, terutama apabila pandangan itu kepada lawan jenis maka akan menimbulkan perasaan ketertarikan yang selanjutnya akan membuahkan rasa rindu dalam hati. Al ‘iyadzu billah…..
Dari mana datangnya lintah? ?????, hehe, para ikhwah dah lebih faham lah kayaknya.
5. Menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat baik bagi dunia maupun akhiratnya. Karena apabila seseorang lebih banyak memiliki waktu luang yang tidak  dimanfaatkan dengan hal-hal yang baik, maka akan semakin banyak juga kesempatannya untuk memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan membayangkan hal-hal yang diharamkan. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh seorang sufi kepada imam Syafi’I “apabila kamu tidak menyibukkan dirimu dengan hal-hal yang baik, maka dirimu akan disibukkan dengan hal-hal yang kurang baik (buruk).”
Dengan banyaknya aktivitas masing-masing ikhwan atau akhwat dalam hal – hal yang bernilai positif, maka ini akan membantu mereka dalam menghilangkan pikiran dan lamunan mereka terhadap lawan jenis yang mereka kagumi tadi. Contohnya ni ikhwah, sebagai remaja yang aktif dalam bidang dakwah kita bisa menyibukkan diri kita dengan mengkaji kitab-kitab baik yang turots atau yang kontemporer yang layak kita kaji, berdiskusi atau bisa juga dengan menulis ilmu yang kita pahami dan kemudian kita publikasikan melalui blog,, (hehe bukannya narsis ni….). atau bahkan facebookan yang sebagian orang menggunakannya dalam hal yang makruh (minimal) pun dapat kita fungsikan dalam hal-hal yang bermanfaat, seperti dengan mengupdate status dengan hadits nabi dan nasehat para ulama’, memanfaatkan sarana chating sebagai media diskusi dan berbagi ilmu agama dan sebagainya. Kerren kan…..? , jadi nggak sia-sia waktu kita.^_^.
6. Menghindari nyanyian-nyanyian dan sinetron-sinetron yang romantis (percintaan), yang bisa menjadi faktor munculnya pikiran kotor dan mengangan-angan hal yang diharamkan. Apalagi jenis nyanyian dan sinetron hari ini yang paling nggak 92% diantaranya bertema percintaan dan kesyirikan. Be carefull deh pokoknya bwat ikhwah semua……
Ibnu mas'ud pernah berkata bahwa nyanyian itu dapat menumbuhkan sifat kemunafikan dalam hati sebagaimana air yang dapat menumbuhkan tanaman-tanaman. 
Fudhail bin Iyyadl juga berkata nyanyian itu adalah mantera-mantera zina.
7. Yang terakhir ni ikhwah, yang nggak boleh ditinggalkan tentunya ^.^,( bikin penasaran aja ya?), tak dapat dipungkiri nih kalo seorang ikhwan falling in love pada seorang akhwat temen majlisnya karena melihat sisi-sisi positif yang ada pada diri sang akhwat atau sebaliknya vagi sang akhwat. Nah, makanya nih ikhwah, nggak adil kalo cara menilainya seperti itu. Sama temen yang lain aja diakui kekurangan  dan kelebihannya, tapi mengapa kalo sama si akhwat yang jamilah hanya diakui sifat baiknya saja, padahal sebenernya si akhwat tadi juga punya sifat negatif. Makanya nih kiat yang kami maksud, lihat juga sisi negatif yang dimiliki sang akhwat yang dah terlanjur jadi pujaan hati antum.  Yah…, yang namanya manusia kan nggak ada yang sempurna kecuali Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Ikhwah fillah, setidaknya kiat-kiat diatas dapat kita coba bwat ngurangin rasa kekaguman dan kerinduan sama lawan jenis (bagi temen yang sudah terjangkit Virus si merah jambu) juga dapat menjaga diri kita dari terjerumus kedalam dosa besar yaitu zina. Sekian dulu ya para khwah, moga bermanfaat dan nggak bosen baca artikel-artikel kami. O ya…, saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu di kolom komentar dibawah ya…., dan yang paling penting semoga kita selalu diberi kemampuan untuk komitmen dalam melaksanakan amanah dakwah ini serta diberi kemudahan dalam menuntut ilmu din sebanyak-banyaknya. Amiin….
Jazakumullahu khoiron katsiron. 
Salam ukhuwah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar